Membaca Arah Penguasa Zaman Now By Felix Siauw


[PORTAL-ISLAM.ID]  Pembahasan dilema toleransi selalu mengundang pro dan kontra di masyarakat. Lucunya, meski toleransi dalam Islam sudah jelas, namun masih ada umat Muslim yang tidak sepakat.

Bila dari Muslim, biasanya tipikal akun buzzer, yang anonim, follower atau posting di bawah 10, dan biasanya digembok, lengkap dengan makian dan cacian.

Yang saya ingin bahas, mengapa tema ini selalu ‘diperhatikan’ oleh para akun anti-Islam? Jawabannya jelas, inilah yang dimaksud dengan de-Islamisasi.

Sebab hal yang paling ditakuti oleh penguasa dzalim pada dikala ini yaitu bangkitnya kesadaran ummat wacana Islam, jikalau terjadi, maka mereka tak sanggup lagi berkuasa.

Kasus penistaan agama selalu jadi patokan, dikala Muslim sadar akan syariatnya, maka mereka tak mendapatkan pemimpin yang bertentangan dengan Islam, itu konsekuensinya.

Nah, ini jelas-jelas tidak menguntungkan penguasa yang dikala ini justru didominasi oleh mereka yang dari awal menawarkan perilaku justru ingin Indonesia tanpa agama.

Maka dibuatlah narasi intoleransi, radikal, ekstrem. Kepada siapa semua itu ditujukan? Sudah jelas, yakni pada Muslim yang mau menjalankan Kitabullah dan Sunnah.

Maka mereka buat sebuah kampanye, kalau kau tidak mau dikata intoleran, radikal, atau ekstrem, maka jangan jadikan Islam sebagai standar perbuatan, jangan pakai agama.

Hal yang sama berlaku pada kasus LGBT, pada dasarnya sama, semoga kaum Muslim jangan menilai sesuatu menurut agama. “LGBT itu HAM, urusan pribadi”, dan bualan lainnya.

Maka jangan heran, bila Anda ingin terikat pada Islam, atau Anda berbangga dengan simbol dan diksi Islam, maka selama itu pula anda akan jadi “musuh” penguasa zaman now.

Sebab yang mereka inginkan yaitu sekulerisasi, pemisahan agama dari kehidupan sosial. Dan kita pun takkan berhenti, mau dilabeli apapun urusan mereka, urusan kita pada Tuhan saja.

Share Artikel: