Pilihan Prabowo Sang Jenderal Hebat Seni Administrasi Yang Out Of The Box
PILIHAN PRABOWO YANG OUT OF THE BOX
(by: Iramawati Oemar)
Akhirnya, simpulan sudah keputusan untuk Jawa Barat. PKS memboyong Syaikhu untuk dipasangkan dengan Mayir Jendral Tentara Nasional Indonesia (Purn) Sudrajat. Sudah aku duga, PKS akan gabung dengan Gerindra sambil mengusung Syaikhu sebagai cawagub.
Awalnya, ketika Pak Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan pencalonan Sudrajat pada Sabtu, 9 Desember lalu, nyaris tak ada yang kenal dengan sosok pensiunan jendral bintang dua itu. Bahkan tak kurang yang menyangsikan, berani amat Prabowo mengusung "orang tak dikenal", sementara parpol lain mengelus jagoannya yang kekinian, yang namanya sedang di puncak popularitas.
Apalagi konstelasi politik ketika itu seakan Golkar dan Nasdem sudah solid mendukung Ridwan Kamil, sang "seleb medsos" yang juga walikota Bandung, sementara pasangan DeMiz - Syaikhu juga seakan sudah niscaya akan diusung koalisi Demokrat, PKS, PAN.
Wah, Gerindra ditinggal sendirian nih, begitu komentar sebagian orang. Sebelumnya, ada 5 nama yang disaring Gerindra untuk jadi bacagub Jabar. Tak terduga sama sekali bahwa nama Sudrajat-lah yang ternyata dipilih Prabowo.
Tapi itulah pilihan sang jendral andal strategi. Pak Prabowo tentu tak ingin meninggalkan ulama yang memang punya peranan di masyarakat Jawa Barat. Banyak pondok pesantren di Jabar, Pak Sudrajat termasuk yang punya ponpes di Sukabumi. Dan pengumuman pencalonan Sudrajat itu pun diiringi dengan restu para ulama.
[video - ketika Prabowo umumkan Sudrajat]
Dan sesudah keputusan diambil, segala pro-kontra di internal eksklusif diredam. Tak ada lagi penentangan, semua solid dukung Sudrajat.
Prabowo memang terbilang cukup berani berspekulasi mengusung nama Sudrajat yang sama sekali tidak masuk "radar" parpol lain dan tak sedikitpun dilirik oleh forum survey manapun, untuk dipollingkan kepada masyarakat Jawa Barat.
Tapi, keberanian Prabowo mengusung Mayjen Sudrajat tentu bukan tanpa kalkulasi. Terbukti, pasca pencalonan Sudrajat oleh Gerindra yang seakan "lonely", peta koalisi di Jawa Barat pun mengalami pergeseran.
Artinya: Gerindra yang semula dianggap "ditinggalkan" ternyata sekarang menjadi magnet baru. Dalam tempo 19 hari semenjak resmi diumumkan diusung Gerindra, Sudrajat telah mendapat pasangan sekaligus mesin parpol yang akan mengusung pasangan itu. Sementara parpol-parpol dan pasangan calon-calon lain belum ada yang secara resmi diusung.
Rabu, 27 Desember 2017, PKS resmi mengumumkan Ahmad Syaikhu sebagai calon wakil gubernur Jawa Barat mendampingi Sudrajat. Syarat sumbangan minimal 20 bangku di DPRD Jawa Barat sudah terlampaui.
PKS mempunyai 12 kursi, Gerindra 11 bangku dan PAN 4 kursi. Total 27 kursi.
Nama Ahmad Syaikhu sendiri sudah tak asing, alasannya ialah sebelumnya sudah digadang-gadang jadi pendamping Deddy Mizwar.
SUDRAJAT - SYAIKHU, jikalau boleh aku usulkan abreviasi "DRAJATKU", agar gampang diingat.
Warganet asal Jawa Barat, atau yang ketika ini berdomisili di Jawa Barat, yuk mari satukan langkah, menangkan pasangan Sudrajat - Syaikhu.
Komposisi yang pas: Gerindra - PKS - PAN.
Komposisi yang sama menyerupai ketika mengusung Anies - Sandi di putaran kedua.
Jangan ada lagi keraguan, apalagi pesimisme. Setahun yang lalu, ketika Pak Prabowo memutuskan mengusung Anies Baswedan, mantan seteru politiknya pada Pilpres 2014, banyak pihak yang menentang keputusan Prabowo. Apalagi Sandiaga Uno yang kader Gerindra justru menyerah ditempatkan pada posisi cawagub. Banyak yang pesimis pasangan Anies - Sandi bisa mengalahkan 2 pasangan lainnya.
Tapi pesimisme dan keraguan itu eksklusif ditepis, dengan masuknya Anies - Sandi ke putaran kedua dan seluruh kekuatan yang sempat tercerai berai, kembali sanggup disatukan pada putaran kedua.
Nah, jadi, tunggu apalagi?! Untuk Jawa Barat, segera satukan semua potensi, dukung dan menangkan Sudrajat - Syaikhu!
DRAJATKU for Jabar 2018-2023!
[video - Prabowo ketika umumkan pasangan Sudrajat-Syaikhu]