Riya Dan Hasad: Senyawa Racun Paling Berbisa


RIYA DAN HASAD: SENYAWA RACUN PALING BERBISA


2000 tahun sebelum Adam 'alaihissalam menjadi Khalifah, pernah tinggal homogen makhluk yang mendapat mandat yang serupa di muka bumi ini. Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dalam 'Al Bidayah wa Nihayah' menyampaikan bahwa mandat Jin di muka bumi dicabut oleh Tuhan alasannya yakni mereka saling bertikai, saling menghabisi satu sama lainnya sampai merusak bumi.

Pemicunya yakni hasad. Hasad bergotong-royong jauh lebih luas artinya dari iri dan dengki. Hasad yakni perasaan dan harapan seseorang biar orang lain dicabut nikmatnya oleh Tuhan SWT. Akibatnya, terjadi insiden saling menghancurkan satu sama lainnya akhir kepentingan keduniaan. Setidaknya itu yang dijelaskan oleh Imam Raghib Al Asfahani dalam kitab Mufradat di Gharibil Qur'an.

Hasad berarti sebuah konsep purba akan sebuah anomali kehidupan, beliau jauh lebih renta dari kemanusiaan, beliau yakni sebuah contoh interaksi dua arah antara dirinya dan penyakit riya’.

Riya' merupakan terminologi ekslusif dari keilmuan Islam yang berarti menunggu dan mendambakan kebanggaan manusia. Ini yakni lawan dari konsep penciptaan insan untuk beribadah semata kepada Tuhan SWT. Peradaban hedonisme, materialisme yang narsistik hanya membuat output kehancuran menyerupai halnya bangsa Jin yang dicabut mandatnya oleh Tuhan SWT dari bumi.

Bagai unsur bijih besi di perut bumi, hasad dan riya' bukankah penyakit orisinil dari badan manusia. Bijih besi, hasad dan riya’ yakni unsur eksternal yang memasuki kehidupan manusia. Bijih besi masuk ke bumi lewat hujan astroid di masa lampau, adapun hasad dan riya’ yakni penyakit makhluk sebelum insan yang ditularkan iblis kepada manusia.

Sulit menyampaikan kalau kebencian itu bukan muncul dari sifat hasad. Sekali penyakit hasad tertanam kepada seseorang maka beliau akan sulit mencabutnya. Iblis pun rela masuk neraka alasannya yakni penyakit hasad kepada manusia. Nama awal Iblis berdasarkan Ibnu Abbas dalam kitab Al Bidayah wa Nihayah yakni Azazil, makhluk jin paling saleh, paling baik, paling berpengaruh ibadahnya. Lalu Tuhan SWT merubah namanya menjadi Iblis alasannya yakni menolak dengan sombong atas perintah Tuhan SWT untuk bersujud (menghormat) kepada Nabi Adam AS.

Iblis berkata “Kalau aku berkuasa atas kau (Adam) maka aku akan menghancurkannya, namun kalau kau berkuasa atas aku saya akan lawan!!” Inilah mulut “hasad kesumat” yang menjadi karakteristik dari hasad itu sendiri.

Belajar dari kasus Iblis, hasad berasal dari sifat riya’ dan sombong. Hasad akan menolak semua jenis kebaikan dengan cara atau kedok apapun, hasad akan selalu mencari kelemahan dan kekurangan untuk dijadikan jalan biar nikmat Tuhan SWT dicabut.

Jika ada orang renta yang selalu memuji anaknya atau memamerkan dan membesarkan besarkan nikmat anak didepan orang lain, maka otomatis akan memancing hasad dari orang lain yang lemah pertahanannya dari bisikan iblis. Justru yang menjadi target hasad yakni sang anak yang belum mengerti apa-apa dan kesudahannya menjadi fitnah yang mengganggu hidup dan keberadaannya didunia.

Bisikan iblis tidak pernah menyeramkan. Ibnu Al Jawzi dalam kitab Talbis Iblis (Kedok Iblis) menyampaikan bahwa konsep godaan iblis sangat sophisticated..canggih. Pengertian bahwa godaan iblis itu angker menyerupai kuntilanak dan yang semacamnya sangat kuno. Justru dalam kitab Talbis Iblis dijelaskan bahwa dalam menarik hati dan membisiki insan iblis terlihat begitu adem, ganteng, cantik, lembut, tertindas dan yang semacamnya untuk membuat kehancuran bagi semua.

Banyak permasalahan di dunia ini tersumbat proses penyelesaiannya alasannya yakni hasad. Terjadilah kehancuran terhadap orang yang dihadapkan dengan hasad, bahkan konflik geopolitik pun terpicu alasannya yakni penyakit hasad. Karakteristik hasad geopolitik bukan sesempit iri dan dengki, namun alasannya yakni hasrat ingin menghancurkan yang lain demi kejayaan sebuah rezim/bangsa.

Hasad langsung tidak jauh berbeda, orang yang berhasad (hasid) akan selalu memastikan bahwa dialah yang satu-satunya yang harus kuat, hebat, senang, disukai dan dikasihani, kalau perlu orang lain harus hancur untuk itu. Memang terkesan disorientatif dari tujuan organik hidup insan yang bersifat sosial. Namun Iblis akan selalu menyesatkan, membodohkan dan memanipulasi insan sampai simpulan zaman nanti.

Sulit rasanya menyampaikan kalau hasad dan riya’ yakni manusiawi, keduanya yakni racun iblis yang menghancurkan.

(Mutawakkil Abu Ramadhan)

Share Artikel:

Related Posts :