Setiap Zaman Mempunyai Zaadit-Nya Sendiri


[PORTAL-ISLAM.ID] Setiap zaman mempunyai Zaadit-nya sendiri. Pemuda yang sudah cukup matang untuk berpikir, dan (tapi) masih menggebu tanpa rasa takut, juga abai terhadap resiko. Suatu hari pemuda-pemuda ibarat Zaadit itu akan tumbuh semakin dewasa, sebagian mengalirkan semangatnya pada tulisan, sebagian pada gerakan, bakti, dan sebagian hilang. Sebagian amnesia bahwa mereka pernah menjadi Zaadit, 😅

Sudah tugasnya perjaka yang berani untuk menggebrak dan mencari perhatian. Kalau halus halus nggak kelihatan, ya belum tentu diperhatikan. Bagian halus-halus itu sudah ada orangnya sendiri, itu... yang sudah tua-tua dan mulai mikirin nasib anak istri kalo terlalu ceriwis di publik, :D

Ada masa saat turun ke jalan sudah cukup. Ada juga masa sebuah goresan pena dapat begitu mengguncang. Zaadit menentukan memainkan kartunya. Entah rezimnya yang bebal atau peluru kita yang tumpul, benar-benar entah. Anda tak suka? pilih jalan anda sendiri. Dia yang berbicara dan ia yang bekerja sama-sama mempunyai hak untuk menegur pemerintah.

Makara biarkanlah Zaadit. Tindakannya bukan menawarkan perjaka kita yang miskin etika. Dia hanya bergerak sesuai perannya; penggebrak. Karena memang demikianlah amanah pergerakan di pundak mahasiswa, kalau-kalau anda lupa. Kalau ke desa dan berbakti itu KKN namanya, lain lagi judul, tujuan, dan pembahasannya.

(Bulan Nosarios/fb)


Share Artikel: