[PORTAL-ISLAM.ID] Kemunculan nama Sudirman Said di Pilgub Jawa Tengah awalnya diragukan. Segelintir orang menilai Pak Dirman hanyalah menteri pecatan layaknya Anies Baswedan. Namun siapa sangka kian kemari publik semakin tersadarkan. Sudirman ternyata mempunyai konsep kepemimpinan yang brilian.
Sudirman menentukan mudik alasannya ialah tak rela tanah kelahirannya stagnan secara pembangunan. Dia juga tak terima Jawa Tengah masih dipenuhi potret sedih perihal kemiskinan dan belum terwujudnya kesejahteraan. Dia hadir membawa konsep perubahan.
Sudirman orang yang sangat mengerti potret orisinil Jawa Tengah. Dia lahir dan tumbuh dari keluarga kelas bawah. Dia pergi untuk menuntut ilmu dengan beasiswa pemerintah. Dia bekerja dan meniti karir dengan susah payah. Dan sekarang ia kembali untuk mengangkat marwah warga Jawa Tengah.
Sudirman hadir dengan kepala penuh isi dan mental yang sudah teruji. Konsep good and clean goverment khatam ia miliki. Bersih dari beban dongeng korupsi. Terbukti jujur dan mempunyai rekam jejak anti kongkalikong serta anti manipulasi. Sudirman mempunyai standar adat kelas tinggi.
Sudirman ingin mempercepat pemerataan dan mengurangi kesenjangan. Dia ingin warga Jawa Tengah kerap dilibatkan dalam mewujudkan pembangunan. Dan ia ingin menjaga kelestarian lingkungan, apalagi yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian.
Kian kemari Sudirman semakin dicintai dan diminati. Mata dan hati warga Jawa Tengah perlahan terbuka melihat sosok insan satu ini. Sudirman Said cah Brebes orisinil yang sekarang telah kembali. Putra kawasan yang pernah bikin heboh alasannya ialah berani membongkar persekongkolan elit negeri.
Warga Jawa Tengah sekarang bersiap menyambut perubahan. Dalam hitungan bulan mereka tampaknya akan mengalami transisi kepemimpinan. Keyakinan ini muncul alasannya ialah makin banyaknya dukungan, dan kian keras pula angin perubahan disuarakan.
Jawa Tengah ke depan kemungkinan tidak lagi dipimpin dan diurus oleh Si Mas, melainkan kembali ke pangkuan Bapak dan Ibu. Lebih tepatnya Pak Dirman dan Ibu Ida.
Penulis: TB Ardi Januar