Makjleb! Sindir Penguasa, Felix Siauw: Pemimpin Tak Wajar, Pendukungnya Kurang Mau Belajar


[PORTAL-ISLAM.ID]  Menjadi, mengklaim atau dianggap sebagai sesuatu, itu memang punya konsekuensi. Yakni sesuatu kewajaran atau kepantasan ketika kita mengemban hal itu.

Misalnya seorang sarjana pertanian, konsekuensinya ia harus tahu perihal dunia pertanian, maka bila ia mengetahui perihal tanaman itu wajar, bila tidak ya tidak pantas.

Ada lagi yang mengaku ustadz, meminta masyarakat menyebut dirinya dengan kata ‘ustadz’, konsekuensinya ya harus paham aliran Islam, itu kewajaran dan kepantasannya.

Misal, bila seseorang sudah menempuh jalan dakwah, ya sudah menjadi kewajaran bila ia selalu menuntut ilmu. Tidak istimewa, sudah masuk akal dan memang seharusnya begitu.

Boleh saja seorang ulama membaca komik, hanya bila itu dilakukan di tengah majelis ilmu, di hadapan jamaah tatkala meteka sedang belajar, itu tak etis, tak masuk akal dan tak pantas.

Pemimpin pun punya kepantasan, alasannya ia diharap-harap, ummat punya anggapan tertentu terhadapnya. Pemimpin punya konsekuensi, punya kewajaran tertentu.

Boleh saja pemimpin bermewah alasannya ia kaya sedari awal, tapi di tengah kemelaratan ummat, sangat tak pantas. Boleh saja pemimpin menikmati hiburan, tapi di tengah masalah?.

Lihatlah Umar Al-Faruq, ia merasa berdosa ketika masih ada satu keluarga dibawah kepemimpinannya yang tak bisa menikmati masakan secara wajar.

Khalifah Umar pun menolak semua kemewahan yang diberi baginya, padahal dalam batas kewajaran melihat prestasinya itu, tapi ia menentukan mencontohkan yang sederhana.

Sebab menjadi pemimpin itu, konsekuensinya engkau ditiru, engkau jadi sorotan, engkau bakal dikritik, engkau punya pertanggungan ekstra di hadapan Tuhan kelak.

Tapi penguasa kini punya pendukung di sosial media yang ghaib dan tak tahu malu, akan ada banjir komentar, “Ustadz kok suka nyinyir, jangan cuma suudzann, berbuat sesuatu dong!”.

Bro, jika kau berprasangka baik, ambil nasihat sebagai pengingat, nasihat itu alasannya masih peduli dan masih sayang. Jangan baper dan anti kritik, kita masih manusia.

Dan bro, kenapa orang lain yang disuruh melaksanakan tugasnya? lantas untuk apa ia jadi pemimpin? Ah, sudahlah, pemimpin tak masuk akal memang pendukungnya biasanya kurang mau belajar.

Penulis: Ust. Felix Siauw
Share Artikel: