Presiden Erdogan: Amerika Jangan Halangi Turki Di Suriah Atau Kami Hajar


[PORTAL-ISLAM.ID] ANKARA - Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa (20/3/2018) mengecam AS. yang menyampaikan bahwa mereka mencoba menipu Turki dengan bekerjasama dengan kelompok-kelompok teror di Suriah.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Erdogan dalam pidato dihadapan anggota DPR Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Turki.

Erdogan menyatakan AS selama ini telah mengirim 5.000 truk berisi banyak senjata ke kelompok-kelompok teror di Suriah. Sekarang senjata-senjata itu berhasil disita pasukan Turki yang berhasil menguasai Kota Afrin pada Ahad kemarin.

"Kami kini menghancurkan semua [terowongan dan depot senjata dan amunisi] ini. [...] Semua amunisi itu sedang disita secara bertahap," kata Erdogan.

Turki telah sangat memprotes kerja sama A.S. dengan teroris YPG.

"Kami tidak butuh santunan Amerika. Asal mereka tidak halangi kami di Suriah itu sudah sangat cukup, tapi jikalau Amerika nakal dan kami menemukan pasukannya di lapangan, maka akan langsung kami hajar," kata Erdogan.

"Kami telah menguasai pusat kota [dari Afrin] dalam waktu 2 bulan," kata Erdogan, menambahkan bahwa tentara Turki dan mujahidin Suriah FSA (Free Syria Army) akan terus beroperasi guna membersihkan sisa-sisa teroris dan materi peledak.

Pada hari Ahad, pasukan gabungan Turki-FSA membebaskan kota Afrin, yang merupakan tempat persembunyian utama bagi teroris PYD / PKK semenjak 2012.

Sebanyak 3.647 teroris telah "dinetralisir" semenjak dimulainya Operasi Cabang Zaitun (Operation Olive Branch) di Afrin.

Turki meluncurkan Operation Olive Branch pada 20 Januari untuk membersihkan kelompok teroris dari Afrin di Suriah barat laut di tengah bahaya yang berkembang yang ditimbulkan dari wilayah tersebut.

Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Turki, Operation Olive Branch bertujuan untuk membangun keamanan dan stabilitas di sepanjang perbatasan Turki dan daerah serta melindungi Suriah dari kekejaman dan penindasan terhadap teroris.

[Video - Cuplikan pidato Erdogan]

Share Artikel: