Mengapa Pendukung Jokowi Lebih Senang Ngomong Suriah Dibanding OPM Papua yang Jelas Separatis?


[PORTAL-ISLAM.ID] Sebuah kabar yang dirilis Humas Polda Papua telah mengejutkan banyak pihak. Rilis berisi adanya laporan penembakan sejumlah pekerja PT Istaka Karya yang tengah menggarap proyek infrastruktur di Papua ini menjadi perhatian luas publik. Peristiwa penyanderaan yang diikuti penembakan para pekerja, dilaporkan terjadi dalam kurun waktu 1 Desember 2018 hingga 2 Desember 2018 ini membuat warganet geram. Mereka menilai, persoalan teror bersenjata beraroma separatisme di Papua jauh lebih mengerikan daripada fitnah para pendukung Jokowi kepada kelompok Islam pendukung oposisi.




Narasi yang selama ini selalu dikembangkan oleh para pendukung Jokowi ini tak lebih merupakan upaya menakut-nakuti kelompok minoritas tentang adanya gerakan untuk men-"Suriah"-kan Indonesia yang dilakukan oleh kelompok Islam pendukung lawan politik Jokowi. Ujungnya jelas. Ingin mendulang simpati minoritas.

Berikut salah satu kutipan narasi menakut-nakuti minoritas yang dilakukan aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Guntur Romli.

"Mohammad Guntur Romli menilai reuni 212 yang akan digelar esok, Minggu (2/12/2018) merupakan upaya menjadikan Indonesia seperti Suriah.

"Kalau saya pribadi memandang bahwa 212 dari aksi menjadi reuni itu merupakan upaya menjadikan Indonesia sebagai Suriah, ingin menjadi Indonesia menjadikan seperti Suriah yang penuh dengan kekacauan dan pola-polanya sebenarnya sudah mereka lakukan. Cuma berhasil atau tidaknya sampai hari ini itu tidak berhasil," ujar Guntur dalam diskusi reuni 212: gerakan moral atau politik, di Gado-Gado Boplo Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 1 Desember 2018.

Mohamad Guntur Romli melihat pola-pola yang dilakukan sama seperti pola-pola yang dilakukan oposisi menjatuhkan Presiden Bashar Al Assad.

"Kalau di Suriah jelas agama sebagai alat politik untuk menjatuhkan Bashar Al Assad dan juga salah satu tandanya yakni menjadikan masjid sebagai alat politik dan pengumpulan massa. Itu juga yang terjadi di Istiqlal pada tahun 2016 jadi ada pola-pola yang sama mereka lakukan," katanya, seperti dikutip dari Tribunnews.

Anehnya, tak satu kata pun keluar dari Guntur Romli mengenai penembakan pekerja di Papua. Tak pelak, Guntur pun dikecam warganet.






Share Artikel: