Pemilu 2019 dan Karakter Kepemimpinan


[PORTAL-ISLAM.ID]  “Mas, kok jarang membuat postingan program dan keunggulan salah satu capres?”

Males. Karena hampir tidak ada gunanya. Kalau dipostingpun, belum tentu ada yang mau baca.

Setiap paslon pasti akan berlomba-lomba menjanjikan sorga kepada pemilik suara. Program-programnya pasti bagus-bagus.

Tapi untuk sekedar tahu tak apalah.

“Tapi kan kita bisa menilai mana yang realistis, mana yang tidak.”

Realistis buat siapa? Ini kan subjektif sekali. Bagi pendukung Paslon A, program paslonnya pasti realistis, dan program paslon lawannya hanya khayalan tingkat tinggi. Begitu juga sebaliknya.

Contoh, ada yang berjanji meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7% – 8% jika ia terpilih. Padahal di saat itu semua tahu, perekonomian dunia sedang melemah. Harga minyak mentah turun drastis. Pertumbuhan ekonomi RRC melambat. Eropa, Yunani khususnya, sedang mengalami krisis utang.

Tapi di mata pendukungnya, janji itu realistis. Dan ketika kenyataan jauh api dari panggang, rerata pertumbuhan ekonomi 4 tahun ini hanya 5%, ngeleslah sana sini. Salah inilah, salah itulah. Kan capek jadinya.

“Trus, kalau nggak lihat program, apa dong pertimbangan kita dalam menentukan pilihan?”

Ketiga hal ini bisa jadi pertimbangan.

Pertama, KARAKTER. Pilihlah paslon yang karakter kepemimpinannya jelas.

Ini akan berpengaruh pada seberapa besar ia berkomitmen untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya.

Kedua, KECERDASAN. Sebenarnya, dari bicaranya kita bisa menilai kecerdasan seseorang. Dari apa yang ia bicarakan kita bisa tahu seberapa luas wawasannya. Kalau mau menggali lebih dalam lagi, selidiki saja pendidikan formalnya. Ini yang paling mudah.

Jika seorang pemimpin kesulitan menjelaskan sebuah film remaja seperti Dilan ke pemirsa yang pendidikannya bermacam-macam, bayangkan betapa sulitnya ia menjelaskan program-program dan masalah-masalah yang lebih kompleks, di hadapan para menteri dan anggota kabinet lain, yang pasti cerdas semua, saat rapat kabinet. Atau saat menjelaskan kebijakan luar negeri di hadapan para kepala negara dan menlu negara lain.

Jangan-jangan, saat rapat, beliau yang dijelaskan anak buahnya?

Seorang pemimpin yang cerdas, akan lebih mudah mengurai dan menyelesaikan sebuah masalah.

Ketiga, SIAPA ORANG-ORANG DI SEKITARNYA. Ini juga penting. Karena dari orang-orang di sekitarnyalah, kita bisa tahu, dimanfaatkan untuk kebaikan atau keburukankah, karakter dan kecerdasan yang dimilikinya.

Fokus ketiga hal itu sajalah. Kalau membahas program-program, semua program paslon pasti baik. Mana ada paslon yang berjanji akan menghancuran negara kalau terpilih.

Penulis: Wendra Setiawan
Share Artikel: