Pemecah Rumus Tersulit di Dunia Ternyata Berasal dari Indonesia dan Berjenggot
[PORTAL-ISLAM.ID] Persamaan Helmholtz yang menjadi misteri selama puluhan tahun akhirnya dipecahkan oleh orang Indonesia, Yogi Ahmad Erlangga, yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Pria lulusan Delft University of Technology (TU DELFT), Belanda. Gelar master dan doktor didapatkannya di bidang matematika terapan dari universitas yang sama. Pak Yogi yang sempat mengikuti program post-doctoral di Jerman tercatat pernah mejadi asisten profesor bidang matematika di Universitas Alfaisal, Arab Saudi.
Minat penelitiannya meliputi Aljabar dan Matriks Analisis, metode numerik untuk persamaan diferensial parsial (PDEs), aljabar linear numerik, metode iteratif untuk skala besar linear/non sistem linear, PDE-kendala optimasi, dengan aplikasi dalam dinamika fluida, dan propagasi gelombang dan seismik eksplorasi/ pencitraan. Beliau juga tertarik dalam desain pesawat dan terlibat dalam desain kendaraan udara tak berawak yang panjang dan tinggi serta berdaya tahan.
Menurut pria berjenggot yang religius ini persamaan matematika dalam bentuk diferensial mampu memecahkan rumus Helmholtz, hal itu adalah pengubahan persamaan yang menjadi persamaan linear aljabar biasa. Begitu dikerjakan dengan teliti kemudian tahap berikutnya adalah penyelesaian dengan metode direct atau iterasi. Dalam ranah engineering persamaan ini selain untuk menemukan sumber minyak, keberhasilan persamaan Helmholtz ini juga bisa diaplikasikan dalam industri lainnya yang berhubungan dengan gelombang serta digunakan untuk mendeskripsikan perilaku gelombang secara umum. Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain industri radar, penerbangan, kapal selam, penyimpanan data dalam blu-ray disc (keping DVD super yang bisa memuat puluhan gigabyte data), dan aplikasi pada laser.
Selama berpuluh-puluh tahun beberapa ilmuwan dari belahan dunia belum mampu memecahkan persamaan misterius namun berkat ketekunan serta keteguhan sang pemenang penghargaan VNO-NCW Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce ini maka kini persamaan yang bisa diaplikasikan dibeberapa ranah engineering ini sudah bisa diaplikasikan.
Namun satu hal yang perlu di teladani dari Ilmuwan asal Tasikmalaya ini dia tidak mau mematenkan hasil temuannya, mungkin ia akan mendapat uang yang sangat besar tapi ilmuan yang sangat religius ini menolaknya termasuk menamakan temuannya itu dengan Erlangga Equation. Menurutnya mematenkan temuan ini justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahun selanjutnya. Thesis S3 yang disusun di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delft, terpilih sebagai thesis terbaik di Belanda oleh MNC.
Dia ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk seluruh dunia karena menurutnya itu hak manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut pandangan jeniusnya hak tersebut bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source.
Sumber: goodnewsfromindonesia