HABIBIE PEMIMPIN TERBAIK


HABIBIE

Di antara presiden-presiden Indonesia, mungkin BJ Habibie lah yang harus memikul beban warisan masalah paling berat. Tidak hanya kondisi politik, keamanan, dan ekonomi yang porak poranda. Tingkat kepercayaan publik pada pemerintah pun sangat rendah karena Habibie dianggap masih perpanjangan tangan rezim Orba.

Setiap saat kursinya rentan digoyang.

Soeharto mewariskan krisis moneter yang luar biasa berat. Nilai tukar rupiah meluncur tak terkendali hingga mencapai angka 16.000 rupiah per dolar AS; utang negara meningkat berlipat-lipat karena perlemahan rupiah; inflasi mendekati angka 60%; dana segar mengalir deras ke luar negeri karena banyak konglomerat yang kabur membawa uangnya; bank-bank kesulitan likuiditas sehingga nekat mematok suku bunga deposito dan tabungan hingga 60% untuk merayu publik agar menyimpan duitnya di bank, yang akhirnya membuat beberapa bank kolaps dan lainnya terpaksa ikut program penyehatan bank; perekonomian lumpuh pasca kerusuhan; kepercayaan investor hilang; dan masalah-masalah besar lainnya menumpuk di hampir semua bidang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai titik terendah: minus 15%!

Habibie juga diwarisi masalah disintegrasi karena Timor Timur semakin kuat meminta lepas dari Indonesia. Begitu juga GAM. Begitu juga OPM.

Benar-benar PR yang luar biasa berat!

Tapi Habibie terbukti mampu melewati semua tanpa kegaduhan. Hanya dalam waktu satu tahun, Habibie berhasil mengembalikan nilai tukar rupiah ke nilai idealnya, 6.000 - 7.000 rupiah per dolar AS. Habibie berhasil menurunkan inflasi dari 59% ke 20%. Habibie juga berhasil mengembalikan kepercayaan publik pada perbankan dengan program penyehatan banknya. Investor kembali masuk. Dana yang dibawa kabur ke luar negeri sebagian berhasil dikembalikan.

Selama pemerintahannya, Habibie tidak pernah sekalipun mengeluhkan beratnya kondisi yang harus dihadapinya. Bahkan setiap minggu di sebuah program TVRI kita bisa menyaksikan senyum jenaka khas Habibie saat dia bercengkerama dengan anak-anak. Tidak ada gurat-gurat keletihan di wajahnya. Entah karena memang tidak letih, atau karena ia sengaja menyembunyikan keletihan dari rakyatnya.

Tidak ada media massa yang yang bersedia memberitakan prestasi-prestasinya. Tidak ada relawan dan organisasi relawan yang siap mati-matian membelanya.

Hanya beliau dan jajaran kabinetnya yang berjuang membenahi morat-maritnya negeri ini.

Habibie tidak pernah menyalahkan pemerintahan sebelumnya walau seberat apapun beban yang harus dipikulnya. Beliau sadar, saat bersedia menerima tanggung jawab sebagai pemimpin, maka tugasnya adalah mencari solusi, bukan mencari kambing hitam.

Tapi sepertinya para politikus negeri ini memang alergi dipimpin oleh orang-orang hebat. Walaupun berhasil melepaskan sebagian besar beban krisis moneter yang melanda Indonesia, laporan pertanggung jawaban Habibie dalam sidang tahunan MPR ditolak oleh MPR saat itu, karena Habibie berhasil melenyapkan duri dalam daging bernama Timor Timur.

Penolakan yang membuat Habibie tidak mau lagi dicalonkan sebagai Presiden RI di periode berikutnya.

Dan hanya satu tahun kita menikmati kepemimpinan presiden terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.

Sesungguhnya kami semua adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.

Habibie akan selalu kita kenang sebagai pahlawan yang telah membawa bangsa ini melampaui salah satu masa paling sulit dalam perjalanaannya.

Selamat jalan, Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie. Tuntas sudah baktimu pada negeri.

(Wendra Setiawan)

Share Artikel: