Demo di Irak 60 Orang Tewas, Ulama Tuntut Pemerintah Mundur
[PORTAL-ISLAM.ID] Sedikitnya 60 orang tewas dalam empat hari demonstrasi di Irak. Komisi Hak Asasi Manusia Irak menyampaikan jumlah tersebut mencakup 18 orang meninggal di satu rumah sakit di ibu kota Baghdad. Jumlah korban sebelumnya adalah 44 orang.
Komisi tidak merinci berapa banyak warga sipil atau pasukan keamanan yang tewas. Lebih dari 1.600 orang terluka, jumlah ini kemungkinan bertambah.
Ulama Irak, Moqtada Sadr, pun meminta pemerintah mengundurkan diri atas aksi kekerasan yang terus melonjak hingga Jumat (4/10/2019). Para demonstran memprotes korupsi dan pengangguran di negara tersebut.
"Pemerintah harus mengundurkan diri dan pemilihan awal harus diadakan di bawah pengawasan PBB," kata mantan pemimpin milisi Syiah itu dikutip AFP.
Pernyataan Sadr menambah tekanan baru pada Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi saat ia berjuang meredakan kerusuhan.
Analisis
"Yang menarik bagi gw dari revolusi yang baru menyala di Irak adalah ketika kaum Syiah di sana melawan kejahatan Iran dan rezim Irak," kata pengamat internasional Hasmi Bakhtiar di akun twitternya, Jumat (4/10/2019).
"PM Irak yang didukung Iran menghimbau demonstran agar tidak menggunakan kondisi sulit yang sedang dialami negara sebagai alasan memintanya mundur. Akibatnya internet diputus dan ratusan ditangkap. Di mana-mana rezim korup punya kesamaan yaitu meyakini kekuasaan lebih mahal timbang rakyat," lanjut Hasmi.
"Ketika internet diputus dan ratusan ditangkap maka pahamlah yang terjadi adalah revolusi melawan rezim rusak. Rakyat Irak harus keluar dari kungkungan madzhab dengan semangat satu tanah air satu bangsa. Lawan mereka bukan syiah bukan sunni tapi rezim korup," ujar Hasmi.