[PORTAL-ISLAM.ID] Publik dibuat gaduh karena sejumlah anggaran Pemprov DKI dianggap janggal. Anggaran-anggaran tersebut tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2020.
Yang heboh soal anggaran lem aibon dan pulpen, yang oleh politisi pendukung Ahok digorang-goreng.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya 'terpaksa' membongkar sistem e-budgeting warisan Ahok.
Di acara tvOne tadi malam, Kamis (31/10/2019), Anies mengambil contoh kebusukan di akhir era Ahok (2017) tentang adanya anggaran 53 M untuk penghapus papan tulis.
"Kami sudah menemukan kesalahan ini sejak tahun lalu. Selama setahun ini kami tidak pernah membicarakan kesalahan (2017 era Ahok) ini, tidak pernah menunjukkan kepada siapapun bahwa ada problem dalam perencanaan, karena kami tidak ingin menyalahkan siapapun, kami cukup koreksi," kata Anies.
"Saya bisa saja sejak tahun lalu mengangkat ini, mempostingnya, tapi ini tidak ada gunanya. Saya ini sedang bekerja membangun persatuan, menghindari konflik-konflik yang tidak perlu, tapi beberapa hari ini ditonjolkan seakan-akan ini peristiwa pertama," papar Anies.
Baca Juga
- Investor LN Mundur dari Proyek ITF Sunter Garapan Anies Karena Pemerintah Pusat Menolak Menjadi Penjamin Pinjaman, Target Selesai 2022 Melayang
- Setelah 37 Tahun, Anies Resmikan GBI (Gereja Bethel Indonesia) Amanat Agung
- Korban Pelecehan Seksual di Lingkungan Pemprov DKI Apresiasi Langkah Cepat Anies Baswedan
***
"Sekali lagi Anies memperlihatkan betapa busuknya era Ahok dengan cara elegan," komen netizen.
[Video]
...Menyimak video pak @aniesbaswedan ini di mana beliau mengambil contoh kebusukan di akhir era Ahok (2017) tentang adanya anggaran 53 M untuk penghapus papan tulis.— K.H. Iyut Kafir Hybrid Iyut (@kafiradikal) October 31, 2019
Sekali lagi Anies memperlihatkan betapa busuknya era Ahok dengan cara elegan. #Eaa (``,)pic.twitter.com/YUlo1xQA2u