RESESI DI DEPAN MATA TIDAK KELIHATAN


RESESI DI DEPAN MATA TIDAK KELIHATAN

Kita semua tahu bahwa resesi di depan mata, eh atau belum tahu?!!! Menurut saya kita sidah masuk resesi. Percaya ngak?

Awalnya, Resesi dunia karena perang dagang China Amerika, kemudian resesi di sebuah wilayah atau negara lainnya terjadi. Apakah karena Amerika China? Ya ngak juga, lebih karena ke geblekan strategi bernegaranya.

Sejauh ini saya secara pribadi belum terlihat pemerintah melakukan strategi penangkisan terhadap apa yang akan terjadi. Atau memang sudah ada namun saya ngak lihat. Maaf ya boss, tetapi kalau saya masih belum lihat.

Indikasikasinya mungkin boleh di cek, pertama transaksi keuangan di bank. Secara data mulai menurun jumlah transaksi hariannya. Kedua neraca perdagangan masih minus, lalu selanjutnya angaran APBN yang bergantung pada pajak banyak dipergunakan belanja rutin bukan produktif.

Walaupun terdapat informasi bahwa pertumbuhan ekonomi GDP katanya 5% namun Bloomberg mengutip Gareth Leather economis capital economic London yang mengatakan “kami tidak terlalu percaya dengan data resmi pemerintah Indonesia yang dikeluarkan oleh BPS tersebut”.

Pernyataan berikutnya, saya tidak mengerti bagaimana ekonomi Indonesia bisa tumbuh begitu dimana goverment spending nya lemah, investasinya menurun, import membesar dan ekpor turun.

Lalu, ada lagi kebijakan perindustriannya.

Kita semua tahu kebijakan Indonesia saat ini sering melawan hagemony Amerika. Saya secara pribadi tidak takut dengan Amerika, namun cara saya akan berbeda dengan yang diterapkan pejabat sekarang.

Kita sekarang terlalu menatang. Ini karena ketidaktahuan, atau ketidakpedulian saya ngak tahu juga ya.

Misalnya keputusan kita memihak ke China dengan kebijakan mendukung indutri batere China. Tambang nikel diarahkan hanya ke pabrik China. Sumber tambang di arahnya hanya menyupali pabrik China. Strategi melarang ekport nikel baru-baru ini, bisa jadi akal akalan agar menguntungkan pabrik China.

Bagi orang seperti saya, pelarangan ekpor nikel itu ada kepenting besar yang bermain. Eh kita secara terang terangnya berpihak. Padahal dunia masih dimainkan oleh hagemoni fosil oil yang dengan kuat mencengkram dunia.

Sekali lagi, ini membuat kacamata Amerika meng-confirm Indonesia memang proxy China.

Karena itu Indonesia tidak mendapat “jatah” global supply chain dan tidak mendapat jatah banyak produk dunia. Karena itu faktanya industri Indonesia turun produksinya, juga turun ekpornya.

Mulai faham kita salah strategi? Belum faham juga?

Misalnya kalau kita netral aja, tidak miring ke China, maka Amerika pasti memberikan “jatah” indutsri untuk di buat di Indonesia. Itulah strategi Malaysia, Vietnam dan terakhir Thailand.

Kalau mengikuti jejak 3 negara Asean tadi kita tahun depan gak bakal kena resesi. Namun apa lacur, keberpihakan ke China sudah dilakukan. Maka bagi saya Indonesia pasti masuk resesi sekrang karena “dimainkan”, berikutnya pasti lumayan ketat keuangan dengan kecilnya pengucuran uang keluar dan bisnis di tahun depan akan tertekan.

Pesimis ya si sontoloyo ini? Ya tidak. Kita sudah tahu solusinya dan sudah dikerjakan. Walau masih skala mikro. Kalau makro Indonesia kan belum jadi urusan saya.

07/11/2019

(Mardigu WP)

Share Artikel: