Anies Waspada Corona


Anies Waspada Corona

Adakah yang khawatir dengan wabah corova virus seperti saya? Secara global, kasus virus corona Covid-19 terus mengalami lonjakan. Bagaimana dengan Indonesia?

Hingga Minggu (1/3/2020) siang, jumlah kasus yang telah terkonfirmasi di seluruh dunia adalah sebanyak 86.986 dengan 2.979 kematian dan 42.294 pasien yang sembuh. Sudah ada 64 negara yang mengonfirmasi ada kasus corona di negaranya. Termasuk negara tetangga kita Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand - yang iklimnya sama dengan kita.

Yang makin menghawatirkan. Seorang pria Jepang terpapar corona setelah berlibur di Indonesia. Sebelumnya seorang China juga dilaporkan terjangkit Corona setelah mengunjungi Bali. Dua orang meninggal di Batam dan Semarang, ketika dicurigai terpapar Corona walau belakangan petugas medis menyatakan mereka meninggal bukan karena Corona.

Nampaknya, yang khawatir bukan cuma kita. Perdana Menteri Australia mengungkapkan kekhawatiran bahwa Indonesia tak dapat mendeteksi adanya virus Corona, karena sistem kesehatan kita "yang berbeda" dengan Ausie dan karena jumlah penduduk besar sehingga susah diawasi katanya. Australia lalu memasukkan Indonesia sebagai negara yang perlu diwaspadai Corona. Australia tidak sendirian, Arab Saudi juga memasukkan Indonesia ke daftar negara-negara terjangkit corona. Bukan hanya itu, RI juga masuk dalam daftar di mana warganya dilarang masuk ke kerajaan itu dengan visa wisata.

Keadaan seperti ini membuat khawatir. Sebenarnya ada atau enggak orang yang terinveksi Corona di Indonesia? Informasi itu yang penting. Kalaupun ada yang diduga terpapar Corona sebetulnya nggak apa-apa, asalkan dikarantina, dirawat dan diperlakukan dengan semestinya. Supaya sembuh, supaya tidak menular. Itu jauh lebih baik daripada berita tak ada Corona, eh tahu-tahu ada. Malah tidak terkontrol nanti penyebarannya. Berbahaya.

Pemprov DKI Jakarta sendiri menyadari hal itu. Telah melangkah lebih jauh. Dengan membuka data kepada publik tentang suspect corona, membuat instruksi gubernur untuk langkah antisipasi, membentuk Tim Kerja Antisipasi Wabah Corona, membentuk posko yang berfungsi sebagai pusat pemantauan, pencegahan, dan penanggulangan wabah virus Corona di Jakarta.

Ada 115 orang pasien di DKI Jakarta dalam pemantauan dan 32 orang lainnya dalam pengawasan terkait corona. Tentunya mereka betul-betul dipantau dan dipastikan agar sembuh dan tidak menulari warga lain.

Kita sebagai warga. Jika menemui orang suspect Corona di Jakarta, hubungi call center 112 agar mendapat pertolongan. Untuk dipantau, dimonitor, diobati. Atau siapa tahu perlu karantina juga.

Untuk diri sendiri dan keluarga, kita bisa ikuti saran pencegahan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai berikut (lihat video dibawah). Gejala orang terpapar virus Corona ternyata seperti flu. Virus akan menyebar melalui dahak yang tersebar ketika penderia bersin/ batuk. Penularan bisa lewat mulut, hidung atau mata.

Makanya jika ada yang flu, lebih baik kita menghindar 0.5 sampai 2 meter. Atau berikan masker kepadanya. Hindari kerumunan dan traveling sebab kita nggak tahu siapa yang sudah terpapar. Virus dapat menempel 24 jam pada sebuah benda. Maka cuci tangan sering-sering. Cuci bersih juga barang-barang kita sebelum dipakai. Lebih baik makan di rumah daripada jajan di luar.

Sampai saat ini pemerintahan Pak Jokowi menyatakan belum ada suspect Corona di Indonesia. Kita tidak tahu apakah sebenarnya ada atau tidak ada. Mudah-mudahan memang tidak ada. Tapi kebijakannya untuk menggelontorkan Rp 500 Miliar untuk subsidi tiket pesawat, anggaran promosi pariwisata sebesar Rp 103 miliar, dan Rp 72 miliar untuk influencer -- menurut saya TIDAK TEPAT. Dalam situasi wabah begini, tak seharusnya orang didorong untuk travelling. Juga tidak aman untuk mendorong wisatawan luar negeri datang ke Indonesia. Kita tak tahu barangkali mereka juga membawa virus yang akan menulari.

Apalagi influencer. Tidak berguna sama sekali. Sebab dalam kondisi darurat corona seperti ini yang harus diselesaikan adalah soal penyakitnya, bukan soal komunikasinya.

Saya berharap dengan sangat. Agar anggaran-anggaran tersebut tak perlu dipakai. Dan direalokasi untuk meningkatkan kewaspadaan, pencegahan, persiapan, dan pengobatan dari virus Corona.

By Tatak Ujiyati
(catatan pagi)

Share Artikel: