Lewat Akun Fb-nya, Luhut: Saya Tidak Pernah Ingin Bungkam Kritik, Tapi Ini Sudah Melampaui Batas
[PORTAL-ISLAM.ID] Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan dirinya tidak anti kritik.
Ia menegaskan dirinya tidak pernah membungkam kritik. Namun, ia menilai, kritik dengan tuduhan adalah hal yang berbeda.
"Saya tidak pernah punya keinginan untuk membungkam kritik, karena bagi saya kritik adalah motivasi terbesar sebagai pejabat negara dalam merumuskan kebijakan yang bermanfaat," kata Luhut lewat media sosial pribadi, Kamis (9/4/2020).
"Tapi saya juga ingin bangsa ini menjadi bangsa yang terdidik, yang terbiasa untuk saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan dengan tuduhan tak berdasar yang menyerang pribadi orang lain," kata Luhut.
Dia mengatakan, tuduhan yang dilontarkan secara pribadi kepada dirinya telah membuat keluarga dan orang-orang terdekatnya ikut terdampak.
"Belakangan, saya melihat dinamika yang terjadi sudah sangat melampaui batas ini. Saya tidak habis pikir, mengapa di tengah suasana pandemi seperti saat ini, ujaran kebencian dan fitnah terus dipelihara di tengah-tengah kita?" katanya.
Sebagai bekas prajurit Kopassus, Luhut mengaku selalu diajari konsep Sapta Marga untuk membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Dia mengklaim selalu terbuka terhadap kritik.
"Saya selalu mempersilakan siapa pun yang ingin menyampaikan kritik untuk datang dan duduk bersama mencari solusi permasalahan bangsa. Bukan dengan melempar ucapan yang menimbulkan kegaduhan tanpa fokus pada inti permasalahan," ungkap lulusan Akademi Militer, Universitas George Washington ini.
Luhut menilai apa yang terjadi sudah kelewat batas dan bukan contoh yang baik bagi bangsa Indonesia, terutama dalam hal berdemokrasi dan etika dalam menyampaikan pendapat.
"Bangsa Indonesia saat ini sedang berada dalam situasi pandemi. Semua pihak sedang bergerak bersama mencari solusi untuk mempercepat penanganan Covid-19 untuk memastikan keselamatan dan kesehatan semua warga negara Indonesia. Bagi saya, ini adalah misi, dan tetap, sebuah misi harus dituntaskan dengan baik," ujar Luhut.
Dalam tulisan panjangnya di media sosial itu juga Luhut menyayangkan tindakan dan ucapan beberapa pihak yang tega menjadikan situasi saat ini ini untuk memperkeruh keadaan dengan melakukan serangan-serangan yang tak berdasar dan malah mengarah ke personal atau pribadi orang lain.
"Bukan lagi kritik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan mencari solusi bagi keselamatan negeri tercinta kita," urainya.
Ia pun merasa perlu untuk mengingatkan semua pihak agar berhati-hati pada tiap tindakan dan perkataan.
"Saya meyakini bahwa tidak ada kebebasan yang absolut, semua yang diucapkan harus mampu dipertanggung jawabkan. Saya juga ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar mampu bertanggung jawab atas apapun laku dan ucap kita, karena sesederhana ucapan dan laku itu punya dampak bukan hanya kepada kita, tetapi juga lingkungan sekitar dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Jika kita berani mengucapkan dan melakukan suatu hal, mengapa kita tidak punya keberanian yang sama untuk mempertanggung jawabkannya?" tutupnya.
Sebelumnya, Luhut tengah berkonflik dengan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu. Awal mula konflik keduanya berasal dari tudingan Said terhadap Luhut soal ibu kota negara.
Said Didu menyebut Menko Luhut yang dipikirkan hanya uang, uang, dan uang, dengan ngotot tetap melanjutkan proyek Ibu Kota baru ditengah Indonesia dilanda wabah corona.
Atas hal itu Luhut menuntut Said Didu minta maaf, dan kalau tidak akan menyeret mempidanakan ke jalur hukum.
Berikut selengkapnya tulisan Menko Luhut yang diposting di akun fbnya (9/4/2020):
Saya menghabiskan lebih dari 30 tahun masa hidup saya sebagai seorang prajurit, tanpa pernah merasa ada keraguan ketika...
Dikirim oleh Luhut Binsar Pandjaitan pada Kamis, 09 April 2020