Viral Foto Anak Perawat Sedih Dijauhi Ibunya yang Rawat Pasien Corona
Foto seorang bocah lelaki sedang bersedih karena dijauhi ibunya yang merawat pasien Covid-19 viral di media sosial. Pada keterangan foto, tertulis bahwa bocah lelaki itu dijauhi ibunya karena merawat pasien corona.
Bocah itu pun meminta masyarakat untuk diam di rumah, agar yang sakit tidak bertambah banyak. Foto itu diposting oleh Putri Gus Dur Alissa Wahid di akun Twitternya @alissawahid, Jumat (3/4/2020).
Tampak di foto itu, seorang bocah lelaki dengan wajah sedih sedang duduk di kursi. Ia memegang sebuah kertas bertuliskan permintaan agar orang-orang diam di rumah.
Kemudian ada pula foto seorang perawat wanita sedang bersandar sambil mengenakan Alat Perlindungan Diri (APD) di rumah sakit.
Raut wajah bocah laki-laki itu tampak sedang merindukan ibunya. Alissa Wahid mengatakan kalau ia belum sempat mengecek kebenaran dari foto tersebut.
Namun ia yakin banyak di luar sana yang mengalami apa yang dirasakan bocah tersebut.
“Saya dapat foto ini dari WAG. Tidak sempat ngecek. Tapi saya yakin, banyak adik2 kecil yang menunggu bapak ibunya kembali pulang. Pengen nangis. #JagaDiri kita twips, untuk #JagaMereka,” tulisnya.
Kisah itu juga rupanya dirasakan beberapa Warganet. Ada yang menceritakan kisah saudaranya yang harus meninggalkan anak-anaknya. Ada pula kisah tetangganya yang mengalami hal serupa.
"bener sedih mbak.adik saya perawat yg berdinas di luar kota, berarti nyaris sebulan ini tdk bs pulang dan bertemu anak-anaknya krn kondisi sekarang dan demi kesehatan anak2nya jg. doa saya buat semua tenaga medis yg punya cerita serupa," tulis seorang Warganet.
Alissa Wahid kemudian mengajak untuk bersama-sama mendoakan para tenaga medis yang tengah berjuang.
"Twips, titip doa untuk para petugas-petugas kita & keluarganya ya. Semoga mereka sehat semua, tangguh menghadapi si covid & tantangan pekerjaan, & segera dapat berkumpul dg keluarga. #jagadiri untuk #jagamereka," tulisnya.
Perawat Ungsikan Anaknya
Dengan adanya wabah virus corona di Indonesia, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Mereka ini yang kemungkinan tertular wabah lebih dahulu, lebih besar dibanding yang lain.
Terkait dengan hal itu, Muji Raharjo, yang merupakan seorang perawat di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta membagikan ceritanya sebagai petugas medis yang merawat pasien terindikasi Covid-19.
Muji mengaku, bahwa ia sebenarnya khawatir dengan keselamatan dirinya dan keluarga. Hal tersebut diungkapkan Muji dalam acara Mata Najwa Trans7 yang kemudian diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (26/3/2020).
"Kami secara manusiawi jelas sangat terpengaruh dengan kondisi seperti ini, jadi kami juga merasakan kegelisahan yang sama," ujar Muji.
Namun, ia merasakan sedikit kelegaan lantaran pihak rumah sakit di mana ia bekerja memberikan dukungan kepadanya dan teman-teman yang lain.
Pihak rumah sakit di mana Muji bekerja juga memberikan Alat Perlindungan Diri (APD) bagi pekerja medis.
"Tapi kebetulan di rumah sakit, kami sangat disupport oleh pimpinan di rumah sakit kami."
"Terutama APD ini karena hasil laboratorium yang diperiksakan ini juga lama hasilnya."
"Jadi kami pasti melakukan pemakaian APD yang lengkap pada pasien-pasien yang memang dicurigai atau istilahnya kami merawat pasien PDP," ungkapnya.
Lantaran merawat pasien yang diduga terpapar virus corona, ia dan petugas medis lainnya harus memastikan keamanan untuk melindungi badan mereka.
"Jadi kami harus yakin, kami memakai APD yang lengkap untuk merawat-merawat pasien tersebut," terangnya.
Muji mengungkapkan, sebenarnya memakai APD bukanlah sesuatu yang nyaman. Menurutnya, saat ia memakai APD terasa seperti berada di dalam sauna.
"Betul (tidak nyaman), apalagi rumah sakit-rumah sakit yang awalnya belum didesain untuk ruang isolasi."
"Jadi kami tetap memakainya walaupun seperti mandi sauna, demi keamanan, kami harus memakainya," tegasnya.
Selain itu, setelah berada di rumah sakit dan merawat pasien, ia harus sesering mungkin mencuci tangannya memakai sabun. Setelah ia pulang, Muji harus mandi besar untuk memastikan badanya bersih dari segala virus.
"Jadi kami harus sesering mungkin cuci tangan, pakai sabun."
"Kemudian kami pastikan, kalau kami pulang, kami harus mandi besar mulai dari keramas, mandi pakai sabun."
"Semuanya (dilakukan) supaya kami semuanya aman," terangnya.
Muji juga mengatakan, bahwa pihak keluargnya turut merasakan kekhawatiran. Apalagi sang istri juga merupakan seorang radiografer yang melayani pasien yang terindikasi virus corona.
"Kalau keluarga deg-degan, karena kebetulan istri juga seorang radiografer ada di rumah sakit, jadi melayani PDP (juga)." jelas Muji.
Lantaran tugasnya dan sang istri berisiko terpapar virus corona, ia memutuskan untuk menitipkan anak-anaknya ke orangtuanya. Hal itu dilakukan Muji untuk menjaga jarak aman dengan anak-anaknya.
“Untuk keamanan kami supaya kami tenang, kami memikirkan keluarga juga supaya tenang."
"Ya ini anak-anak dengan terpaksa kami pindahkan ke tempat neneknya," terang Muji.
Ia mengatakan telah mengungsikan anak-anaknya selama kurang lebih satu minggu belakangan. [ljc/tn]