Lihat Anies, Dia Pontang-panting Sejak Awal...


[PORTAL-ISLAM.ID]  Viral tulisan ini di lini masa media sosial dan WAG:

Sekarang pemerintah mulai mengampanyekan 'kita tak akan bisa kembali normal'. Seolah sudah berjuang keras luar biasa untuk menyelamatkan rakyatnya tapi tak berhasil karena 'faktor eksternal'. Lucunyaaaaa πŸ˜„πŸ˜„

New normal memang tak bisa dihindari. Juga bahwa virus Corona diprediksi akan terus muncul, bermutasi dan lain - lain. Tapi persoalannya bukan itu. Soal virus bermutasi dan tetek bengek lain, itu urusan peneliti dan ahli kesehatan. Urusan pemerintah adalah mencari cara sebanyak mungkin untuk melindungi rakyatnya, terutama menggunakan kekuasaan untuk menghasilkan kebijakan - kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Lihat Anies. Dia pontang - panting sejak awal, bahkan ketika semua orang masih menganggap Corona hanya ada di Wuhan dan tak akan pernah nyebrang kesini. Dia minta semua rumah sakit di Jakarta bersiaga, membuka layanan call centre.

Lalu ketika akhirnya mulai membuka data paparan virus, Anies menggunakan lagi kekuasaannya untuk membuat berbagai aturan. Dia liburkan sekolah, tempat wisata publik, sampai akhirnya menyetop kegiatan ekonomi di Jakarta. Dua bulan lebih.

Dia juga siapkan jajarannya untuk datang menjemput setiap korban Corona di rumah - rumah, menyiapkan beberapa hotel di Jakarta untuk semua petugas kesehatan, memberikan 20 juta masker untuk warganya, memberi bantuan sembako, membatasi semua titik kumpul serta arus transportasi.

Dia hubungkan para pedagang dengan para konsumen melalui jejaring daring, agar mata rantai ekonomi masih bisa berputar. Anies menggunakan hampir seluruh daya kekuasaannya untuk melindungi warganya, bahkan melarang warga dari luar Jakarta untuk masuk wilayahnya.

Dia hampir berhasil. Tapi justru karena itulah, mulai banyak tangan berupaya membuat kerja kerasnya gagal. Kebijakan tumpang tindih berseliweran di area publik. Niatnya menggerus kekuasaan Anies, tapi justru memperlihatkan watak asli para pemainnya: ego yang besar, serta semangat materialistik yang memandang kemanusiaan sama sekali bukan hal penting.

Kita jadi jelas melihat bagaimana kekuasaan bisa memberi hasil yang berbeda. Pada orang seperti Anies, kekuasaan yang dimilikinya berubah menjadi payung besar untuk warganya berteduh dan berlindung. Kendati suatu hari terjadi hal buruk semacam new normal, saya yakin sebagian besar warganya akan penuh mendukungnya. Karena sepanjang masa sulit beberapa bulan belakangan, dia memang selalu ada bersama warganya.

Tenang, ini bukan pemujaan πŸ˜„πŸ˜„. Ini soal melihat bagaimana orang pintar seharusnya bekerja sebagai problem solver, bukan problem maker.

Pada saat yang sama, pusat diatas Anies sedang sibuk memamerkan bagaimana kekuasaan bisa melindungi dirinya dan para sekondannya.

Maka bersikap dramatis sambil bilang 'kita tak akan bisa kembali normal' , atau bilang 'kita bangsa petarung akan bisa mengalahkan Corona' , tak kan bisa menghasilkan simpati. Yang ada hanya menghasilkan ludah dari rasa mual.

(Lily B. Kartika)

*Sumber: fb Geis Khalifa

Share Artikel: