DAGELAN LUHUT


DAGELAN LUHUT

Oleh: Syafril Sjofyan
(Pengamat kebijakan publik, aktivis pergerakan 77-78)

DENGAN garangnya Luhut Binsar Pandjaitan yang populer dengan Opung LBP menantang debat siapa saja yang tidak setuju dengan melonjaknya utang negara.

Tantangan debat yang garang tersebut semula ditanggapi oleh Rizal Ramli (RR) di twitland-nya, emang dia kredible (di bidang ekonomi?) tak usah dilayani, kira-kira demikian jawaban RR kepada netizen yang komen di twitter RR.

ProDeM yang digawangi oleh Iwan Sumule mencoba meyakinkan RR untuk menerima tantangan tersebut dengan tujuan bukan pribadi Opung, akan tetapi untuk pencerahan kepada masyarakat, dan demi perbaikan ekonomi bangsa.

RR luluh jika dikaitkan dengan rakyat terutama kepentingan bangsa, sehingga bersedia untuk berdebat dengan syarat si Opung mengikut sertakan tim ekonomi, Menkeu SMI dan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto karena merekalah yang mengatur ekonomi, bukan si Opung.

Jalan pikirannya supaya ada perubahan dalam cara berutang secara ugal-ugalan dengan bunga sangat tinggi yang dilakukan oleh Meneteri Keuangan.

Karena RR ekonom lulusan Universitas Boston terkemuka di USA, terbiasa dengan budaya akademi di berdebat dengan mencarikan solusi namun harus ada funisment. Rizal Ramli melalui perwakilannya Adhie Massardi meminta agar debat dilakukan secara terbuka untuk bisa pencerahan bagi bangsa Indonesia, bukan untuk cari panggung.

Karena di Indonesia maupun internasional Rizal Ramli sudah sangat dikenal ke pakarannya. Masyarakat melalui medsos menyambut debat antara Rizal Ramli dan Opung LBP beserta Menkeu dan Menko Perekonomian dengan gegap gempita, semua pemberitaan media dipenuhi oleh keinginan menyaksikan debat tersebut.

Namun masyarakat kecewa debat yang dimaksudkan Opung hanyalah dagelan, diskusi tertutup dengan durasi waktu pendek di kantornya. Ini yang terjadi Kamis (11/6) kemarin dengan dosen UI DR. Djamester Simarmata.

Padahal sang dosen sebelumnya berkeinginannya berdebat dengan Menkeu Sri Mulyani, rupanya dengan Opung yang bukan bidangnya berdiskusi pun dilayani dengan senang hati oleh sang dosen.

Kemudian setelah diskusi tertutup melalui IG-nya Opung LPB yang keluar adalah puji-pujian bahwa sang dosen mengabdi sebagai seorang akademikus seumur hidup (tidak jelas apa hasil diskusi bisa mempengaruhi rapat kabinet, ataupun kiblat ekonominya SMI).

Sang dosen juga memuji bahwa tim Opung masih muda-muda (tidak jelas siapa) mau mendengar. Maklum mendengar kuliah dengan serius suatu kebanggaan bagi setiap dosen.

Kepada sang dosen Opung memberi janji akan berlanjut, sembari nyentil jawaban tantangan RR debat ala tinju, katanya. Malah melalui jubirnya Opung menyatakan bahwa RR menjawab tantangan debat seakan ingin menjatuhkan pemerintah.

Semula menantang dengan garang, begitu diadakan secara terbuka dan pola akademik malah ciut, lalu "menuduh" "sahabatnya" RR semasa pemerintahan Gus Dur mengarahkan debat ke politik.

Sepertinya Luhut cuma bisa menggertak, jika dihadapkan kepada diskusi secara benar malah ciut, mencari-cari alasan lain untuk menghindar karena dia tidak akan mungkin membawa Menkeu dan Menko Perekonomian untuk berdebat dengan RR yang akan melemahkan pemerintahan Jokowi.

Perlu dicatat dua tahun lalu RR juga pernah menantang debat dengan Menkeu Sri Mulyani, setelah Presiden Jokowi berpidato meminta agar Menteri Keuangan harus menjelaskan kepada masyarakat jika perlu dengan diskusi, ternyata Sri Mulyani tidak berani melayani tantang RR waktu itu, masyarakat juga menunggu dengan antusias.

Kaitan utang negara adalah kewenangan Menko Perekonomian dan Menkeu, begitulah tatanan kabinet secara benar, akan tetapi karena Presiden Jokowi lebih "percaya" pada Opung, Opung LBP pun akhirnya dikenal sebagai menteri segala urusan.

Kemampuannya sering menggertak, sehingga dijawil oleh SBY agar tidak mengancam-ancam dengan kekuasaan. Setelah itu rupanya LBP mulai menantang debat. Dan ternyata juga debat hanya sebagai gertakan semata. Itulah dagelan Luhut.

Jika pemerintah merasa benar dibentuk tim menteri bidang perekonomian lalu berkeliling kampus menyerap aspirasi akademik supaya utang tidak menjadi bom waktu buat generasi mendatang.

Atau minimal sediakan sedikit waktu menonton video Rizal Ramli disitu sering diselipkan trik-trik untuk mengurangi atau tidak berutang. Gratis pemikirannya. Tidak berbayar.[]

*Sumber: RMOL

Share Artikel: