Bukan Hanya (Salah) Hulagu Khan


Bukan Hanya (Salah) Hulagu Khan

Syekh Muhammad Al-Ghazali menulis buku yang seharusnya dibaca dan direnungkan setiap aktivis dakwah dan politik Islam, salah satunya buku berjudul Turatsuna Al-Fikri fii Mizan Asy-Syar' wal 'Aql.

Dalam buku itu di halaman 108 sampai 113 Al-Ghazali membuat sebuah sub judul "Bukan hanya (salah) Hulagu". Maksudnya Hulagu Khan yang menghancurkan Bagdad tahun 656 H.

Beliau mengingatkan bahwa keruntuhan Bagdad itu bukan semata kekejaman Hulagu dan bala tentara Tartarnya, tapi lebih disebabkan oleh lemahnya rezim Al-Musta'shim (khalifah terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad, 1242-1258) yang bergelimang kezaliman terhadap rakyat dan maraknya maksiat.

Maka Al-Ghazali menukil tulisan pakar sejarah berkebangsaan Persia tapi muslim sunni yang hidup semasa dengan Ibnu Taimiyah, namanya Rasyiduddin Fadhlullah Al-Hamadzani. Al-Hamadzani yang juga seorang dokter ini menulis buku berbahasa Persia yang kemudian diterjemahkan ke bahasa arab berjudul 'Jaami'ut Tarikh'.

Isinya menceritakan bagaimana pertemuan antara Khalifah Musta'shim dengan Hulagu yang datang ke Istananya sebagai orang menang perang dan meledek Al-Musta'shim sebagai tuan rumah yang harus menjamu tamu.

Apa yang terjadi, ternyata harta simpanan Al-Musta'shim dan para khalifah sebelumnya berupa emas menggunung dikubur di halaman istana. Sedangkan wanita yang jadi pendampingnya lebih dari 700 terdiri dari istri dan selebihnya adalah budak wanita (selir), plus seribu orang pembantu (dayang-dayang).

Padahal faktanya, tentara khilafah yang berjuang mempertahankan Bagdad kala itu digaji sangat minim sehingga menurut penuturan Ibnu Katsir dalam Al Bidayah sampai jadi pengemis di pintu masjid agar bisa buat makan demi berperang melawan Tartar.

Akhirnya khalifah celaka ini disindir oleh Hulagu, "hartamu sebanyak ini sementara tentaramu kau biarkan kelaparan?".


Syekh Muhammad Al-Ghazali yang melanjutkan peringatan Hulagu yang bengis dan kafir tapi jujur kepada Raja Mamalik Saifuddin Qutz:

"Kami adalah tentara Allah di bumi untuk melaksanakan murka-Nya. Kami ada untuk menjadi hukuman buat kalian yang banyak makan harta haram, bermaksiat kepada Tuhan, mengingkari perjanjian. Kami kafir menurut kalian, dan kalian fajir (durjana) menurut kami."

Mendapat surat itu Raja Quths lalu memerintahkan taubat nasional, menggalakkan ibadah dan sedekah serta mengembalikan semua harta hasil kezaliman.

Akhirnya benar, di 'Ain Jalut mereka berhasil mengalahkan Tartar, Allah beri kemenangan karena mereka kembali kepada Islam yang benar.

Akhirnya Syekh Muhammad Al-Ghazali berguman, "Kalau sudah membaca ini, masih kah hanya melaknat Hulagu seorang?!".

Share Artikel: