Bukan Salah DIKSI, Tapi Salah KEBIJAKAN
DIKSI SI KAMBING HITAM
Akibat ingin genjot ekonomi, akhirnya rakyat yang harus dikorbankan. Pandemi corona yang salah dalam penghambatan, membuat pemerintah seperti striker yang lemah dalam penyelesaian akhir.
Sudah banyak yang memberi saran baik dalam opini dan juga ucapan. Namun pemerintah abai dalam menerima nasehat. Percaya diri yang akhirnya harus mengakui kekalahan pada corona.
Bukan diksi yang salah, melainkan langkah yang perlu diperbaiki. Apapun diksi yang akan dipakai, tetap gak akan ada gunanya saat langkah lama tetap dilakukan.
Kita paham pemerintah ini terlalu pelit ketika harus bertanggung jawab pada negaranya, namun sangat royal ketika corona mengancam industri usaha.
Gelontoran dana yang luar biasa itu, kemana perginya? Untuk selamatkan rakyat sendiri atau menyelamatkan segelintir rakyat yang bernama korporasi?
Pandemi corona sudah jadi genosida ketika rilis angkanya menunjukkan tren naik baik itu korban kematian maupun yang masih dalam perawatan.
Memberlakukan "New Normal" adalah bentuk kekalahan yang tidak mau diakui. Secara garis besar negara ini sangat mampu mengatasinya, namun ketika langkahnya salah, maka rakyat yang akan jadi tumbalnya.
Membangkitkan ekonomi ditengah pandemi adalah sia-sia. Double kill: ekonomi tidak terangkat dan rakyat yang jadi korbannya. Mengharapkan perputaran ekonomi dengan merayu negara lain datang itu pun gak ada gunanya. Karena negara ini sudah dimasukkan ke dalam daftar negara yang tidak boleh dikunjungi. Karena mereka melihat, penanganan corona di negara ini masih urutan terbawah diantara negara dunia lainnya.
Jangan salahkan Diksi, salahkan diri sendiri ketika kebijakannya malah melonggarkan aturan yang dibuat sendiri. Masyarakat hanya mengikuti aturan pusat. Ketika aturan itu mengikat mereka harus di rumah, terbukti merekapun akan mematuhi.
Saat aturan itu dilonggarkan, masyarakat pun akan berhamburan. Bagi pemerintah aktiftas masyarakat dianggap akan menggeliatkan ekonomi. Namun yang mereka lupa, aktifitas ini pun menanggung resiko penyebaran yang semakin masif terjadi.
Dan terbukti, belum 1 bulan "new normal" diterapkan. Indonesia mengalami lonjakan pengidap corona yang sangat mengkhawatirkan.
Mau dibawa kemana negara ini pak?
(By Setiawan Budi)