CORONA PANGGUNG SANDIWARA


CORONA PANGGUNG SANDIWARA

Kesuksesan akan membuat seseorang melakukan proses yang sama untuk hal lain. Bob Sadino sukses menjadi pengusaha dan ia menularkan cara2 suksesnya pada orang lain, agar mengikuti dirinya. Chairul Tanjung pun begitu, ketika dia telah sukses sebagai konglomerat, maka ia akan bercerita bagaimana kiat2 dirinya mulai dari nol hingga sekarang untuk berbagi wejangan pada orang lain.

Sosok jokowi sukses menjadi presiden 2 periode. Dirinya sendiri sadar, bahwa kesuksesan yang dia peroleh bukan karena hebat dirinya sendiri. Melainkan karena peranan pihak ke-3 yang luar biasa mendongkrak namanya. Walau prestasi jeblok dan ekonomi hancur2an, dirinya tetap terpilih karena peranan pihak ke-3 ini.

Siapa pihak ke-3 yang dimaksud?

Mereka adalah para awak media yang terus memoles sosok jokowi pada publik. Boleh saja di sosmed jokowi babak belur dihantam kritik dan hujatan, namun diluar sana dirinya masih ditunggu dan diberikan senyum oleh orang2 yang tidak menjadikan sosmed sebagai tempat memperoleh informasi.

Sosmed hanya dinikmati oleh 50% orang indonesia. Dari jumlah itu, hanya 10% yang terlibat aktif menyerang sosoknya karena kebijakan yang dianggap merugikan. Sisanya, tidak mau melibatkan diri ke politik, lebih asyik didunianya sendiri.

50% lagi masyarakat kita gak jadikan sosmed sebagai hiburan. Mereka adalah orang2 yang sudah banyak habiskan waktunya di pasar, warung, ladang, sawah, jalanan, kantor sebagai tempat mencari nafkah. Hiburan yang mereka cari adalah melalui media TV.

50% masyarakat ini yang bisa tertawa dengan lawakan khas OVJ, bisa menangis dengan tayangan sinetron indosiar, dan bisa serius menyaksikan Uya Kuya dengan program setingannya. Walau tau semuanya hanya sandiwara, mereka gak peduli. Yang mereka tau saat itu mereka terhibur, dan itu sudah cukup.

Dan jokowi sangat paham akan hal ini. Kemenangan dirinya pun didongkrak oleh pemberitaan media, terutama Televisi yang pemirsanya sendiri sudah dipetakan, bahwa mereka bukanlah orang2 yang serius menanggapi informasi disosmed. Bagi mereka,  media TV adalah sumber kebenaran.

Terlebih jika ada artis yang ikut mendongkrak namanya. Efeknya akan luar biasa dan terbukti, artis2 kemarin banyak yang deklarasikan dukung jokowi. Tipikal masyarakat kita ini condong pada apa yang orang lakukan. Ketika melihat sosok yang disuka mendukung jokowi, 6 dari 10 orang akan mengikutinya juga. Gak heran dunia peng'endorse'an sangat laku dijalani artis.

Dengan fakta itu, jokowi ingin memanfaatkan kembali peranan selebritis hiburan untuk kampanye melawan corona. Ketika para artis tenama yang menyarankan, pastinya akan ada yang mengikuti kampanye melawan corona itu. Minimal dari 10 orang ada 6 yang tunduk pada artis idolanya.

"Kenapa bukan para dokter, perawat, para ahli kesehatan lainnya yang diundang ke istana untuk diminta sarannya oleh jokowi?"

Itu gak akan terjadi!!

Ingat, dipelosok negeri ini masih banyak tenaga medis yang belum terima insentif yang pernah beliau janjikan. Bahkan di pemberitaan, ada sopir ambulance yang membawa pasien corona tidal terima gaji sejak beberapa bulan karena keadaan kas kosong.

https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-5087473/gaji-petugas-belum-dibayar-ambulans-pasien-corona-terancam-tak-operasi

Mengundang mereka dengan meminta bantuan dalam melawan corona, malah akan menelanjangi istana karena tanggung jawab yang belum tertunaikan.

Maka itu bukan mereka yang diundang, tapi barisan pelawak, youtuber, dan artis2 alay yang jadi pujaan masyarakat yang didatangkan ke istana. Selain meminta bantuan, jokowi juga butuh hiburan atas kehadiran mereka. Siapa tau ada lawakan atau joke yang bisa buat jokowi tertawa lepas.

Kita terlalu serius menghadapi persoalan bangsa ini. Sedangkan pejabatnya, menganggap semua ini adalah panggung sandiwara yang bisa mereka rubah peran dan karakter pemainnya.

Bagi pejabat istana, melibatkan dokter dan segenap jajarannya sudah terbukti makin banyak lonjakan pasien corona. Apa salahnya jika merubah mainset dengan meminta bantuan pada para pelawak? Toh selama ini negara ini dijalankan dengan teori melawak juga. Ketika ada kesalahan, ya ngeles aja seolah itu bukan kesalahan besar.

Bagi kita, corona adalah masalah yang akan hancurkan bangsa.

Bagi mereka, corona adalah bagian dari episode sebuah sandiwara yang mereka mainkan. Untuk itu dibutuhkan pemain drama yang sudah mahir dipanggungnya.

Titip salam buat presiden. 👍

(By Iwan Balaoe)

Share Artikel: