Survei: Kepercayaan Publik Terhadap Jokowi Atasi Corona Turun
[PORTAL ISLAM] Lembaga survei Indikator Politik mencatat penurunan tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto di bulan Juli 2020.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyebut kepercayaan publik terhadap Jokowi dalam penanganan pandemi corona saat ini menurun dari bulan Mei lalu.
"Trust dan confident publik terhadap kinerja Presiden Jokowi dalam penanganan covid kalau saya jumlahkan antara yang cukup percaya dan sangat percaya itu bulan Mei 67 persen. Di bulan Juli, ada penurunan sedikit kurang lebih 5 persen," kata Burhan dalam rilis survei yang dilakukan secara virtual, Selasa (21/7).
Burhanuddin menyebut saat ini ada 60,9 persen publik yang masih memiliki kepercayaan terhadap Jokowi. Jumlah itu terdiri dari 52,6 persen publik yang menyatakan cukup percaya dan 8,3 persen yang menyatakan sangat percaya.
Sementara untuk Terawan, hanya 58 persen publik yang menyatakan percaya di bulan Mei. Jumlah itu terdiri dari 48,4 persen publik menyatakan cukup percaya dan 9,6 persen sangat percaya.
Kemudian tingkat kepercayaan kepada Terawan turun cukup tajam di bulan Juli mencapai 38,9 persen. Hanya 36,7 persen publik yang masih cukup percaya, dan 2,2 persen masih sangat percaya kepada Terawan dalam menangani pandemi corona.
"Ini masukan buat Pak Jokowi dan pemerintah. Trust terhadap kinerja Jokowi dan penanganan covid ada penurunan, meskipun masih tinggi," ujarnya.
Survei dilakukan pada pada 13-16 Juli 2020 terhadap 1.200 responden via telepon. Toleransi kesalahan kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per Senin (20/7), bertambah sebanyak 1.693 orang sehingga total menjadi 88.214 orang terinfeksi Covid-19. Dari total jumlah tersebut 46.977 orang dinyatakan sembuh dan 4.239 orang meninggal dunia.
Sehari sebelumnya angka positif di Indonesia mencapai 86.521 orang. Dari total jumlah tersebut, 45.401 orang di antaranya sembuh dan 4.143 orang meninggal dunia.
Angka kumulatif itu berdasarkan data World O Meter, melampaui kasus corona di China. Pada hari yang sama World O Meter mencatat kasus positif di China sebanyak 83.660.
Namun berdasarkan data WHO pada hari yang sama, kasus China masih lebih besar dari Indonesia. Data WHO per Minggu (19/7), kasus positif di China sebanyak 85.937.