Dahlan Iskan: Pemimpin Yang Mampu Sekaligus Disukai
Menjadi Mampu dan Disuka
Pak Dahlan Iskan, dalam salah satu sesi Akademi Pemimpin Indonesia (API) yang diselenggarakan Gelora, Sabtu (15/8/2020), memprediksi dalam satu dua pemilu ke depan kita belum akan menemukan pemimpin terbaik. Karena apa?
Pemilihan umum dengan 'one man one vote', akan menjadikan figur yang terkenal atau disukai orang banyak daripada yang benar-benar mampu. Di sisi lain, beliau menyatakan orang yang mampu sejauh ini identik dengan serius dan tidak mempedulikan popularitas.
Kalau ada pilihan ya mereka yang terlalu serius biasanya kurang terkenal, kurang disukai sehingga tidak terpilih. Figur yang sudah terkenal yang lebih berpeluang terpilih. Yang disukai belum tentu mampu, yang mampu belum tentu disukai.
Masih menurut Pak Dahlan, mampu disini adalah memiliki kecukupan pengalaman terutama untuk menentukan prioritas kebijakan dalam satu periode kepemimpinan. Kalau sekedar menyampaikan permasalahan atau daftar keinginan, mungkin banyak orang yang bisa.
Tapi kemampuan menentukan skala prioritas dan keberanian dalam mengeksekusi, itu tidak banyak yang mampu. Apalagi sebagai pemimpin eksekutif yang juga harus memiliki kemampuan teknokratik, yang tidak bisa dibentuk hanya melalui pelatihan atau seminar.
Sementara itu untuk mencapai popularitas, meski juga bukan pekerjaan mudah, masih lebih ringan dibanding membentuk kemampuan teknokratik. Sehingga kalau terpaksa harus memilih, ya lebih mending membuat orang yang mampu menjadi dikenal dan disukai. Daripada menjadikan yang sudah terkenal untuk mampu.
Menyiapkan pemimpin yang mampu dan disuka adalah tantangan bagi partai politik, apalagi Gelora yang terbilang partai baru. Karena sistem politik yang digunakan di Indonesia adalah demokrasi dengan pemilihan umum. Bukan merit sistem atau komunis sebagaimana di beberapa negara. Sistem demokrasi masih yang terbaik untuk Indonesia.
Lebih lanjut, Pak DI berpesan kepada anak muda Gelora yang berusia dua puluh limaan untuk bersiap sejak sekarang, membentuk kemampuan untuk bersiap menjadi pemimpin pada dua pemilu ke depan. Sambil mempersiapkan untuk menjadi dikenal dan disukai.
Karena memang untuk menyiapkan pemimpin yang memiliki kemampuan dan sekaligus disuka, sesuai kata Pak Dahlan tersebut membutuhkan waktu dan proses panjang. Bukan proses semalam, dengan cukup diberi keputusan atau perintah: "ente maju, ini keputusan!"
Maka setiap anggota atau fungsionaris yang memiliki niat dan proyeksi diri untuk menjadi pemimpin, di Partai Gelora diberikan tempat yang seluas-luasnya.
Punya obsesi bahkan ambisi itu sah-sah saja, bukan hal yang tabu. Apalagi untuk membangun Indonesia menjadi kekuatan lima besar dunia. Karena Indonesia adalah panggung kita bersama. Ayo jadikan politik itu makin asyik.
Salam,
Setiya Jogja
(Sekjen DPW Partai Gelora DI Yogyakarta)