Good Looking
"Good Looking"
Oleh: Abrar Rifai (Pengasuh Ponpes Babul Khairat Malang)
Sampai sekarang saya belum tahu dengan tepat apa yang dimaksud good looking.
Tapi dulu waktu Mbak Helvy Tiana Rosa mencari pemeran Mas Gagah dalam film KMGP (Ketika Mas Gagah Pergi), kriteria yang diinginkan: selain ganteng, baik, pandai mengaji dan bersuara merdu, tapi juga harus good looking.
Sampai akhirnya yang terpilih adalah Hamas Syahid Izzuddin, seorang pemuda ganteng asal Surabaya, putra pertama dari pasangan Bu Yulyani dan Pak Amin.
Bu Yulyani dulu adalah anggota DPRD Surabaya dari PKS. Sedang Pak Amin saat ini adalah anggota DPR-RI dari partai yang sama.
Hamas menyisihkan banyak sekali pemuda ganteng yang ikut audisi pemeran Mas Gagah. Memang bertuah arek Suroboyo yang satu ini, sampai ketika Mbak Helvy membuat film The Power Of Love dan Hayya, Hamas juga tetap dipakai.
Pada dua film terakhir, Hamas memerankan tokoh Abrar. Seorang pemuda ganteng, pinter dan pemberani asal Ciamis. Konon Mbak Helvy membuat karakter Abrar sesuai dengan karakter saya.
Nah, sampai di sini paham kan, bahwa saya itu dulu di masa muda, memang ganteng, pinter dan pemberani. Eh, sampai sekarang masih ganteng, ding. 😂
Saat ini Menteri Agama Republik Indonesia membuat kriteria bahwa radikalisme masuk masjid melalui anak good looking. Waaah, untung aja waktu saya muda dulu menteri agamanya bukan Pak Fachrul Razi.
Sebenarnya pernyataan Menag berlatar belakang tentara tersebut adalah blundernya yang kesekian kali. Dari awal dilantik, beliau sudah biasa melontarkan pernyataan blunder.
Pak Menag membuat daftar penceramah, menghebohkan cadar dan celana cingkrang, menunjuk Kepala Binmas Katolik seorang muslim dan lain sebagainya.
Jadi persoalan good looking ini abaikan saja. Karena memang tidak substantif. Hanya sekedar guyonan seorang menteri yang tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
Begitulah orang yang tidak tahu urusan, biasanya sering ngomong ngawur. Apalagi kalau disuruh mengerjakan sesuatu yang dia tidak punya ilmunya, yang begini akan melakukan apa saja asal tetap terlihat bekerja.
Maka benarlah maksud Baginda shallallahu 'alaihi wasallama, bahwa satu urusan yang diserahkan kepada orang yang tidak paham apa-apa, tidak akan menghasilkan apapun selain kerusakan.[]