Majalah Papan Atas Dunia, The Economist Melabeli Jokowi Tidak Kompeten Menangani Krisis Covid
Oleh: Jusman Dalle
Majalah ekonomi papan atas dunia, The Economist melabeli Jokowi tidak kompeten menangani krisis Covid.
Keinginan memaksakan Pilkada, mirip dengan ketergesa-gesaan pemerintah menggenjot ekonomi. Yang memperparah situasi. Covid-19 terus memburuk.
Di level masyarakat, seruan Pilkada ditunda semakin kencang. Dua ormas terbesar di Indonesia, NU & Muhammadiyah kompak menyerukan Pilkada diundur. Para tokoh, pakar dan pengamat juga menyuarakan aspirasi senada. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Secara tegas meminta pemerintah menunda Pilkada hingga vaksinasi Covid19 selesai.
Opsi penundaan Pilkada amat beralasan. Agar pesta demokrasi lima tahunan itu, tidak menjelma jadi pesta kematian. Situasi penanganan Covid-19 yang amburadul memendam bom waktu. Akan terjadi ledakan Corona yang sangat mengerikan jika agenda Pilkada tetap dipaksakan.
Di masa-masa kampanye, pengumpulan massa skala besar ribuan orang tak bisa dihindari. Sudah terlihat pada proses pendaftaran para kandidat kemarin. Bakal calon kepala daerah bahkan tidak mampu mendisiplinkan tim sukses dan pendukungnya. Berkerumun mengabaikan protokol kesehatan.
Penyelenggara pemilu, juga melakukan pembiaran atas pelanggaran protokol kesehatan itu. KPU bahkan membolehkan konser musik ketika kampanye.
Perlu di catat, KPU memegang rekor sebagai lembaga negara paling mematikan. Tahun 2019, sebanyak 894 petugas KPPS gugur karena kelelahan mengurus Pemilu.
Tahun ini, potensi angka kematian petugas KPPS bakal lebih besar. Karena tingkat ancamannya bertambah. Selain karena kelelahan, juga akibat Corona yang siap menerkam kapan saja.
Bagi Jokowi, menunda atau melanjutkan Pilkada memang dilematis. Bahkan bak menelan buah simalakama. Jika dilanjutkan, tingkat kematian dan penyebaran Covid-19 bakal semakin menyeramkan. Bila ditunda, ongkos politiknya tidak kecil. Kredibilitas pemerintah jatuh.
Keinginan memaksakan Pilkada, mirip dengan ketergesa-gesaan pemerintah menggenjot ekonomi. Yang justru menimbulkan kekacauan. Covid-19 terus memburuk.
Puncaknya, majalah ekonomi papan atas dunia, The Economist melabeli Jokowi tidak kompeten menangani krisis Covid.
(Selengkapnya Video)