Kapan Final Wars Al Aqsha?
Kapan Final Wars Al Aqsha?
Yahudi tahu kapan itu terjadi maka mereka menghindari.
Mereka tahu dalam ramalan kenabian mereka akan kalah saat bertempur berhadap-hadapan.
Mereka hanya akan terselamatkan selama menyerang dan bertahan di benteng.
Pelajari bagaimana lemahnya semangat bertarung berhadap-hadapan kaum terkutuk dari mulut nabinya sendiri.
Saat nabi Musa Alaihissalam berada di sisi mereka saja, kumpulan yahudi berkata:
"Kami mendengar namun kami tak taat. Pergilah engkau berperang bersama Rabbmu saja. Biarkah kami menanti di sini. Bila engkau menang berarti engkau benar seorang nabi, bila engkau kalah maka kami tidak konyol bersamamu."
Jika saat nabi yang menampakkan mukjizat membelah lautan di depan mata saja mereka ingkar apalagi saat nabi tak lagi hidup bersama mereka?
Saat perang Khaibar antara Yahudi dan Rasulullah, Yahudi hanya berani menyalakan pertempuran dari benteng yang menjulang. Mereka lebih memilih meninggalkan ribuan hektar kebun kurma terbaik mereka demi mempertahankan nyawa.
Itu juga mungkin penyebab sistem pertahanan rudal mereka saat ini bernama Iron Dome atau dikenal dengan arti kubah/benteng besi. Sebab dalam sejarah bangsa yahudi menyerang secara terbuka bukan gaya peperangan yang disukai.
Maka yang paling ditakuti oleh Yahudi hari ini adalah para pejuang yang masuk ke jantung pertahanan. Roket Al Qassam sejatinya bukan senjata perusak kelas tinggi. Menengah pun tidak. Hanya saja saat roket berhasil menjangkau kediaman mereka, ketakutan pun pecah.
Hari ini roket menghantam jalan-jalan mereka, besok kemungkinan para pejuang berada di halaman depan rumahnya.
Perang 2008-2014 membuktikan serangan intifadah menjadi serangan paling menakutkan bagi yahudi dan mengakhiri peperangan dalam hitungan hari. Perang puputan ini membuat mereka nyeri dan tidak sampai nalar.
Bagaimana bisa, seorang muda yang masa depannya masih sangat cerah bersedia dan mampu masuk ke dalam kota lalu menyerang pihak militer dengan mengorbankan diri sendiri.
Kisah Martir adalah kisah yang tidak pernah ada dalam sejarah Yahudi. Bahkan dalam sejarah genosida masa Hitler saat mereka di bantai secara sadis, mereka berjejeran masuk ke dalam camp konsentrasi layak hewan ternak yang digiring kedalam rumah penyembelihan. Tidak ada perlawanan yang berarti.
Ini yang mereka tidak mampu pahami, raih dan jangkau sampai saat ini. Generasi pemberani yang bersedia memberi perlawanan walau dengan hanya lemparan batu.
Mereka tahu, generasi pelempar batu ini bukan generasi sembarang. Bila mereka berani maju dengan selemparan batu, maka mereka akan lebih ganas menyerang jika senjata modern berada di genggaman.
Kelak perang ini akan usai sebentar saja saat pasukan putih memasuki Al Aqsha. Saat saling berhadap-hadapan.
Itulah alasannya mereka akan terus berusaha agar gelombang tentara pemberani tidak pernah sampai menginjakkan kaki di tanah para nabi.
Karena kelak, saat itu terjadi, persaksikanlah batu dan dindingpun akan bersaksi: "Kesinilah! Di balikku bersembunyi para Yahudi! Bunuhlah!"
#AlAqshaPastiAkanFutuh
(By Rahmat Idris)