7 Tahun Aja Untuk Jokowi
TUJUH TAHUN AJA UNTUK PAK JOKOWI?
Tentu saja saya sepakat dengan pernyataan dan himbauan adik-adik di HMI yang meminta Pak Jokowi cukup 7 tahun aja.
Beliau emang ngga mampu. Mau diapain lagi?
Tapi kalau hal ini memang kita sepakati, saya berharap agar berjalan dengan proses Konstitusi. Jangan ada goro-goro, cukup woro-woro.
Saya kira, kalau kondisi Negara kita masih normal, tidak ada Covid, hutang Negara belum menumpuk gila-gilaan (ulahnya Pak Jokowi jugakan?), ekonomi yang kian memburuk (ya dia lagi) dan nilai Rupiah yang tetap terpuruk (dia lagi-dia lagi), tidak ada masalah siapapun Presidennya. Sekalipun Haji Bolot, negara akan tetap berjalan, minimal jalan ditempat.
Tapi kan Kondisi Negara kita tidak sedang baik-baik saja. Kita menuju Negara Bangkrut. Kas Negara Kosong. Buat bayar pinjaman luar negeri harus bikin pinjaman baru. Kalau kata Bang Haji Rhoma "Gali lobang tutup lobang", Lobang semakin dalam jadinya jurang. Bisa-bisa kita semua terkubur di dalam. Sungguh Ter...La...Lu...!
Akibatnya Menteri Keuangan kita lebih mirip Kompeni jaman Penjajahan. Segala hal mau dipajakin. Mulai Nasi Bungkus, Panti Asuhan sampai Sembako. Gelokan?
Sekali lagi. Saya sepakat kalau Pak Jokowi cukup tujuh tahun aja. Konstitusi kita selain mengatur Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden, juga mengatur Pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden. Ngga ada yang luar biasa. Namanya juga Jabatan titipan amanah dari rakyat. Kalau ngga sanggup ya dikembalikan.
"Siapa gantinya bang?"
Lha, kita Negara Konstitusi. Kita kembalikan lewat jalur dan mekanisme Konstitusi kita. Sekali lagi jangan dibuat seakan-akan Pemberhentian Presiden itu sebuah pembrontakan kepada negara. Harus ribut. Rame. Berdarah.
Ya jangan....
Kalau sampai menimbulkan huru-hara, saya lebih baik sabar menunggu tiga tahun lagi. Terlalu mahal harga yang harus kita bayar bersama dari setiap peristiwa Politik yang menumbalkan darah dan nyawa rakyat.
Makanya 2024 jangan salah pilih ya Lur. Ada PRABU-MAHARANI. Jelas pintarnya, jelas konsepnya, jelas nasionalismenya, jelas masa lalunya, jelas juga masa depan bangsa kita.
Ehm... Komisaris? Ya ngga mungkin. Selama saya masih kritik Toen Besar, ngga ada Tukang Bakso mainin HT aja udah syukur.
(Azwar Siregar)