Bikin Meme Sendiri, Heboh Sendiri, Blunder Sendiri, Kelakukan Siapa Itu?

Kelakuan unfaedah dan menjurus ke fitnah yang dilakukan pejabat tinggi Budi Arie Setiadi Bikin Meme Sendiri, Heboh Sendiri, Blunder Sendiri, Kelakukan Siapa Itu?
[PORTAL-ISLAM]  Kelakuan unfaedah dan menjurus ke fitnah yang dilakukan pejabat tinggi Budi Arie Setiadi, panen protes. Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) tersebut mengunggah meme yang menyudutkan Partai Demokrat.

Diketahui, unggahan Budi Arie Setiadi itu berupa gambar karikatur lima jari dengan tulisan Demokrat secara terpisah, dan disetiap ujung jari ada gambar orang, serta bagian atas bertuliskan ‘Pakai Tangan Adik-Adik Mahasiswa Lagi Untuk Kepentingan Syahwat Berkuasanya #BONGKARBIANGRUSUH’

Aktivis media sosial Maudy Asmara pun geram dengan kelakuan pejabat rasa buzzer tersebut.

"Kok bisa-bisanya ada pejabat lebih sibuk nyinyir dan sebar fitnah daripada melakukan tugasnya???," pungkas Maudy dengan akun @Mdy_Asmara1701.

"Bikin meme sendiri, sebarin sendiri, heboh sendiri, blunder sendiri. Kelakuan siapa itu???," sindir Maudy lagi.

Skakmat dari Maudy buat Wamende ternyata memancing warganet lain untuk ikutan nimbrung.

"Wamendes sudah berbuat apa utk covid ? Sdh kah potong gaji , sdhkah terjun langsung kasih bantuan dr kocek.pribadi ?," tanya Surya Dharma.

"Wamendes ini bisa apa??? Jabatan di dapat aja pake demo dl ke pakde," sambung Rachmat.

"Pantas rakyatnya sengsara kerjanya bikin fitnah adu domba dan korupsi rezim terburuk sepanjang sejarah indonesia. #WamendesSebarHoax," ujar Ryo.

Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, poster hoax itu merupakan fitnah dan serangan terhadap Partai Demokrat dan aktivis mahasiswa.

“Tuduhan keji dan tidak berdasar dari seorang Wakil Menteri pemerintahan Joko Widodo kepada Partai Demokrat, kembali membuat Partai Demokrat mempertanyakan kesungguhan Wamendes ini
membantu Presiden menangani pandemi covid-19,” kata Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan resmi, Sabtu (24/7/2021).

Di saat situasi negara sedang genting dan darurat covid-19 dengan semakin banyaknya nyawa anak bangsa bergelimpangan karena kehabisan oksigen, kehabisan obat, kehabisan kamar perawatan di rumah sakit, maupun tidak mendapatkan penanganan layak selama isolasi mandiri.

“Tapi, disisi lain seorang Wakil Menteri di Kabinet Presiden Jokowi malah sibuk menebar fitnah kepada kami,” ungkapnya.

Seharusnya, kata dia, sebagai salah satu pejabat penting di kabinet, Budi Arie Setiadi bisa memfokuskan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk membantu memastikan penanganan covid-19 di Desa, Daerah Tertinggal, dan daerah Transmigraso, bisa berjalan dengan lebih baik.

“Lebih baik tenaga, pikiran, dan waktu Wamendes Budi Arie Setiadi, misalnya, bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah pencairan dana desa yang masih sangat rendah,” katanya.

Sebab, menurut Herzaky, saat ini setiap daerah di pelosok Indonesia, termasuk Desa, sangat membutuhkan dukungan dana dalam menangani pandemi covid-19 ini.

“Janganlah kemudian, banyak rakyat kita di desa, yang meninggal karena tidak diketahui menderita covid-19 maupun tidak mendapatkan perawatan dan bantuan layak dari pemerintah ketika positif covid-19, karena salah satu Wakil Menteri-nya sibuk menyebar fitnah kepada kami,” tegas dia.

Karena itu, Demokrat pun mempertanyakan, mengapa di tengah semakin memburuknya situasi Indonesia karena pandemi covid-19, fitnah dan hoax berupa tuduhan tak berdasar kepada Partai Demokrat semakin banyak dilancarkan oleh pendukung pemerintah, termasuk para pendengung, dan kali ini oleh seorang Wamendes.

“Mengapa kegagapan pemerintah menangani pandemi, kemudian mau dialihkan dengan terus-terusan memfitnah Partai Demokrat?,” sesal dia.

Lebih jauh, Herzaky menyebut, kalau pola pikir seperti ini yang mendarah daging di para pendukung pemerintah, pantas saja jika nyawa rakyat tidak menjadi prioritas, karena pemerintah bisa hilang fokus, dan terkesan sibuk mengalihkan persoalan dan mencari kambing hitam.

“Rakyat butuh aksi nyata, bukan pencitraan tak berguna apalagi janji-janji belaka,” pungkas Herzaky.[wartaberita]
Share Artikel: