[PORTAL-ISLAM] ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghubungi Presiden China Xi Jinping melalui sambungan telepon pada Selasa (13/7/2021). Mereka membahas beberapa hal salah satunya soal Muslim Uyghur.
Erdogan ingin memastikan Muslim Uyghur bisa hidup damai dan diakui oleh Pemerintah China.
"Erdogan menunjukkan penting bagi Turki bahwa orang-orang Uyghur hidup dalam kemakmuran dan perdamaian sebagai warga negara yang setara dengan China," tulis pernyataan Kepresidenan Turki dikutip dari Reuters, Rabu (14/7/2021).
Uyghur membentuk sekitar 45% dari populasi di Daerah Otonomi Xinjiang dan telah lama menghadapi diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.
Hingga 1 juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara dalam jaringan kamp "pendidikan ulang politik" yang berkembang, menurut pejabat Amerika Serikat dan pakar PBB.
Lebih lanjut, selain membahas Uighur, Erdogan dan Xi Jinping juga membahas kerja sama peningkatan perdagangan dan hubungan diplomasi Turki dan China.
Mereka membahas kerja sama di berbagai bidang mulai dari energi, perdagangan, transportasi dan kesehatan.
Baca Juga
- Info terbaru AS sudah siapkan 6 pesawat pembom siluman B-2 untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran
- Sarawak baru saja mengumumkan pendidikan tinggi gratis untuk semua warga Sarawak yang belajar di universitas
- Investor Korea resah, sudah terlanjur invest Triliunan Won di Indonesia kini terancam pasca UU TNI disahkan
"Erdogan mengatakan kepada Xi bahwa ada potensi tinggi untuk hubungan komersial dan diplomatik antara Turki dan China," tulis pernyataan Kepresidenan Turki.
Sementara itu, presiden China mengatakan mereka siap untuk melakukan kerja sama vaksin yang mendalam dengan Turki dan membantunya mengalahkan pandemi COVID-19 sejak dini, menurut kantor berita negara itu.
Bulan lalu, Sinovac, pengembang vaksin COVID-19 yang digunakan di Turki, didesak oleh Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca untuk berinvestasi di negara itu untuk produksi massal vaksin. Koca, yang mengadakan panggilan konferensi video dengan eksekutif Sinovac, mengatakan dia yakin model kerjasama yang baik dapat dikembangkan antara perusahaan dan negaranya. Menurut outlet media, Sinovac dilaporkan telah memulai produksi di Turki.(Reuters/DailySabah)