Jika Anies Jadi Presiden, Tak Perlu Ada Yang Panik
Jika Anies Jadi Presiden, Tak Perlu Ada Yang Panik
By Tony Rosyid
Orang dilihat dari track recordnya. Anies sebagai gubernur DKI menegaskan posisinya sebagai gubernur seluruh warga Jakarta. Warga Jakarta itu ada kadrun, kampret, cebong, atau yang lain.
Sampai disini, tak relevan lagi bicara mana pendukung mana bukan. Selama mereka itu warga DKI, akan mendapatkan pelayanan yang sama. Jawa, China, Batak, semua punya hak yang sama.
Stigma-stigma negatif terhadap Anies seperti "kadrun", "politik identitas" dll, selama ini hanya merupakan sisa-sisa luka pilgub DKI 2017 yang sengaja dirawat oleh segelintir orang yang berupaya melampiaskan dendam.
Anies tipe pemimpin yang punya kemauan untuk berkomunikasi, negosiasi dan berkompromi dengan siapapun dan dari kelompok manapun. Selama tidak ada aturan yang dilanggar dan negara tidak dirugikan, Anies bisa diajak bicara.
Ini karakter, suatu sikap alami yang bertahan-tahun dilatih. Melihat ini, tentunya tidak perlu ada pihak-pihak yang merasa khawatir jika Anies jadi presiden. Gak ada pengaruh negatif terhadap apa yang sudah ada. Yang kaya akan tetap kaya, gak akan terancam kekayaannya. Suara partai tidak akan berkurang, dan dijamin tidak akan dibubarkan. Yang jadi pejabat, tetap jadi pejabat selama punya record kerja yang baik. Semua hidup normal seperti sedia kala. Mungkin kegaduhan akan meredam, karena Anies tipe pemimpin yang gak suka kegaduhan.
Jika ada pihak-pihak yang terus mengganggu Anies, boleh jadi mereka salah paham. Kesalahpahaman membuat kekhawatiran yang tidak perlu.
Atau ada yang khawatir karena bisnis haramnya terancam. Haram dalam pengertian melanggar aturan hukum dan merugikan negara. Seperti pulau reklamasi dan Alexis. Bisnis yang seperti ini, wajar jika panik.
Soal integritas, tiga kali jadi pejabat publik yaitu rektor Paramadina, Mendikbud dan Gubernur DKI, Anies bersih. Anies bebas dari korupsi. Soal kapasitas, rakyat tahu kecerdasan, gagasan dan kerja Anies. Bisa diukur dari banyaknya DKI menerima penghargaan dan mengalami perubahan kotanya.
Pendukung Anies itu banyak kadrun dan Islam "hard line" ? Apakah Anies dalam mengambil kebijakan pernah membedakan warga Jakarta karena agama, ras, suku, dan afiliasi politik?
Anda kalau jadi pemimpin, jadilah pemimpin untuk semua penduduk. Kalau anda masih membedakannya karena faktor dukungan, anda tak layak jadi pemimpin. Anda bukan negarawan, tapi pecundang.
Sikap netral dan adil Anies selama memimpin DKI mesti dilihat secara obyektif, bahwa itu memang karakternya. Jadi, kalau masih ada pihak-pihak yang panik jika Anies jadi presiden, itu kepanikan yang tak beralasan. Seperti anak kecil yang berimajinasi di tengah kegelapan. Padahal, yang gelap ada di alam pikirannya.
Jakarta, 30 Agustus 2021