[PORTAL-ISLAM] Di saat sebagian besar negara dunia memulangkan para diplomat mereka dari Afghanistan, Turki umumkan bahwa kedutaan mereka di Kabul buka seperti biasa. Seakan masuknya Taliban ke Kabul bukan masalah bagi Turki. Apakah Turki akan menjadi payung politik Taliban ke depan?
Seorang pejabat Taliban mengatakan kepada The Independent's Turkish Service bahwa kelompok militan itu menganggap Turki sebagai sekutu dan bukan musuh.
"Turki adalah negara yang ingin kami bina hubungan dekat," kata Mullah Mohammad Yaqoob, yang merupakan putra sulung Mullah Mohammed Omar, pendiri Taliban dan mantan Emir (Pemimpin Tertinggi) Imarah Islam Afghanistan.
Taliban telah mengatakan bahwa kelompok militan tidak menganggap Turki sebagai musuh, tetapi sebagai sekutu.
Berbicara kepada The Independent's Turkish service, Mullah Mohammad Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Omar, mengatakan bahwa mereka ingin membangun hubungan dekat dengan Turki.
Baca Juga
- Info terbaru AS sudah siapkan 6 pesawat pembom siluman B-2 untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran
- Sarawak baru saja mengumumkan pendidikan tinggi gratis untuk semua warga Sarawak yang belajar di universitas
- Investor Korea resah, sudah terlanjur invest Triliunan Won di Indonesia kini terancam pasca UU TNI disahkan
Yaqoob juga mengatakan bahwa para militan mengharapkan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk menghormati mereka.
“Turki adalah negara yang menampung banyak warga Afghanistan dan kami ingin membangun hubungan dekat. Kami menganggap Turki sebagai sekutu dan bukan musuh,” katanya pada 15 Agustus.
Pada akhirnya nanti Taliban membutuhkan kawan untuk bicara pada dunia internasional. China mengatakan siap mengucurkan “bantuan” untuk rekonstruksi Afghanistan, tapi China gak bisa dijadikan sandaran.
Melihat cara Taliban memasuki Kabul dan issue "moderat" yang diangkat pasca kemenangan, banyak perubahan pada cara berpolitik Taliban dibanding 20 tahun silam. [link]