Kisah Unik Dalam Al-Quran

Kalau kisah mukjizat sih rasanya sudah biasa Kisah Unik Dalam Al-Quran
Kisah Unik Dalam Al-Quran

Oleh: Ahmad Sarwat, Lc., MA

Kalau kisah mukjizat sih rasanya sudah biasa. Namanya juga nabi, wajar lah kalau dikenali dengan aneka ria mukjizat. Intinya kita disuruh beriman kepada sang nabi lewat penampakan mukjizat.

Itu sih logis dan masuk akal.

Tapi lain kalau kisah unik di Al-Quran yang tidak ada kaitannya dengan mukjizat seorang nabi. Terus kira-kira hikmah apa yang mau disasar? Ini masih jadi perdebatan. Apakah sekedar kisah misteri atau ada isyarat kepada teknologi?

1. Memindahkan Benda Jarak Jauh

Misalnya kisah seorang yang berilmu bisa memindahkan singgasana ratu dari negeri Saba' ke Palestina dalam kejalan mata. 

Pelakunya bukan Nabi Sulaiman. Jadi ini bukan mukjizat seorang nabi. Pelakunya hanya orang biasa, tapi punya ilmu dari kitab. Entah kitab apa yang dimaksud. 

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". (QS. An-Naml : 40)

Kalau secara cocokologi, bisa saja dihubung-hubungkan dengan teori sains teleportasi atau portal dimensi. 

Tapi di zaman segitu pastinya belum ada teknologi semacam itu. Bahkan di masa kita pun juga belum ada. Tidak tahu apakah dua tiga abad mendatang teknologi itu bisa diciptakan? 

Atau boleh jadi itu teknologi hologram, singgasana aslinya tetap disana, yang nampak hanya hologramnya saja. 

Kalau hologram berarti kita sekarang sudah mampu. Meski efeknya belum secanggih Mysterio dalam Spiderman: Far From Home. 

2. Tidur Panjang Ratusan Tahun

Atau kisah tidurnya pemuda Kahfi 300 tahun plus 9 tahun. Cocokologinya agak dekat dengan teknologi hybernasi alias tidur jangka panjang. 

Secara alami Beruang Salju melakukan tidur panjang 8 bulan. Apakah manusia bisa ditidur-panjangkan selama ratusan tahun?

3. Relatifitas Waktu

Namun yang paling menarik buat saya adalah relatifitas waktu. Meski tidak sama persis dengan teori Einstain, namun Al-Quran dengan tegas menyebutkan perbedaan perhitngan waktu. 

Contohnya ayat berikut ini bicara perbandingan waktu, sehari setara dengan seribu tahun.

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. Al-Hajj : 47)

Uniknya di ayat lain beda lagi menjadi sehari setara dengan 50.000 tahun. 

تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (QS. Al-Maarij : 4)

Tentu sehari itu tidak sama dengan 1.000 tahun, apalagi dengan 50.000 tahun. Tapi Al-Quran secara nyata angkat tema itu. 

Lalu kira-kira kita mau diajak kemana dengan ayat ini? Sekedar kisah unik saja atau ada isyarat tertentu?

5. Usia Mencapai Seribu Tahun

Terakhir ada satu kisah Al-Quran yang agak mengganjal, meski saya tahu jawabannya, yaitu masa hidup Nabi Nuh yang mencapai usia seribu tahun kurang lima puluh, menjadi 950 tahun. 

 فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Ankabut : 14)

Pertanyaannya: yang mencapai 950 tahun itu hanya Nabi Nuh saja kah? Atau usia manusia di zamannya memang panjang-panjang?

Para sejarawan biasanya menempatkan banjir besar Nuh di angka 4.000 tahun sebelum Masehi. Namun tidak pernah bisa dibuktikan bahwa usia manusia di masa itu bisa mencapai seribu tahun. 

Jadi kemungkinan terbesarnya, usia 950 tahun itu mukjizat khusus buat Nabi Nuh seorang. Dan namanya juga mukjizat, ya sudah tidak usah dipikirin. 

***

Kisah-kisah unik dalam Al-Quran tidak pernah dibahas secara ilmiyah, khususnya dalam tafsir klasik bil ma'tsur. Mereka baca, paham dan mengimani begitu saja.

Berbeda dengan kita di masa modern, kisah unik semacam itu menggelitik untuk dijadikan motivasi melakukan terobosan sains.

(fb)

Share Artikel: