@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Dikit-dikit Mubahalah, Agamanya Aja Gak Jelas!

at di dalam agama kita jika urusannya dengan  Dikit-dikit Mubahalah, Agamanya Aja Gak Jelas!
at di dalam agama kita jika urusannya dengan  Dikit-dikit Mubahalah, Agamanya Aja Gak Jelas!
(Oleh: Ustadz Arsyad Syahrial)

Saya tulis komentar begini šŸ‘‡di postingan FP dokter yang lagi viral:

"Mubahālah itu adalah Syariā€˜at di dalam agama kita jika urusannya dengan ā€˜aqÄ«dah, sehingga ada tata-caranya. Tidak bisa sembarang-sembarangan saja main mubahālah… apalagi online? Itu pelecehan terhadap Syariā€˜at namanya!

Lagi pula, debat itu adalah argumen dengan menunjukkan dalÄ«l… dengan menunjukkan perkataan para ā€˜ulamā’ tentang hal yang diperdebatkan, lalu dibahas secara logika yang lurus. Bukan langsung main mubahālah begitu anda tak bisa menunjukkan dalÄ«l atau pendapat ā€˜ulamā’. Itu konyol lah?!?

Anda dokter spesialis kan ya?

Paling tidak anda duduk di bangku pendidikan tinggi selama 10 tahun. Masa cara berargumen anda cemen begini, dikit-dikit mubahālah dikit-dikit mubahālah? Apakah ketika anda menghadapi permasalahan di Dunia Kedokteran, lantas pendapat anda dibantah secara ā€˜ilmiyah dengan menunjukkan hasil penelitian dari para Professor Doktor di journal semisal: AJOG, BJOG, The Green Journal, MOGI, dslb, atau bahkan kutipan dari Williams, Danforth atau yang lainnya, lalu anda tak bisa membantah lantas anda tantang juga dengan: "Ayo mubahālah!", dan langsung keluar tagline "Kita punya Allah" itu???

Begitu cara anda debat?

So low!"
*****

Dan tebak apa reaksi dokter itu menanggapi komentar saya di atas? Saya langsung diblock! šŸ˜µā€šŸ’«

Salah saya apa coba? 🄓

*NB: BTW, agamanya si dokter apa sih?