@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Bergabungnya Kaesang Ke Psi, Bab Dari Politik Banyak Kaki Jokowi

Video bergambar wajah Kaesang Pangarep diunggah di akun media biasa  Partai Solidaritas In Bergabungnya Kaesang ke PSI, Bagian dari Politik Banyak Kaki Jokowi
Kaki Jokowi di Banyak Poros

Video bergambar wajah Kaesang Pangarep diunggah di akun media biasa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada pukul 18.01 WIB, Rabu lalu. Dalam video berdurasi 42 detik itu, terdengar bunyi seumpama Kaesang. Putra bungsu Presiden Joko Widodo tersebut menyatakan sudah memantapkan hati untuk menekuni ke dunia politik.

Seorang politikus PSI menceritakan latar belakang Kaesang berlabuh ke partainya. Ia menyampaikan pengelola DPP PSI sudah berkali-kali mendiskusikan planning mengajak Kaesang bergabung dengan partai berlogo kepalan tangan dan bunga mawar putih tersebut. Titik mulanya di saat PSI mendengungkan perihal Kaesang bertarung dalam penyeleksian Wali Kota Depok, Jawa Barat, permulaan Juni lalu. Saat itu juga mulai mengemuka kehendak untuk mengajak Kaesang menjadi kader PSI.

“Setelah tes ombak itu, mulai timbul ajaran untuk Kaesang dapat masuk ke PSI,” kata politikus PSI ini, kemarin.

Ia menjelaskan, banyak pertimbangan yang mendorong Kaesang masuk ke PSI. Antara lain, untuk mempertegas posisi PSI selaku penunjang utama Presiden Jokowi serta menampilkan pengalaman politik terhadap Kaesang.

Rencana itu mengerucut sehingga mereka mengkomunikasikannya dengan Kaesang ataupun Jokowi. Sekretaris Dewan Pembina PSI sekaligus Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang, Raja Juli Antoni, yang disebut-sebut mengkomunikasikan planning mengajak Kaesang itu ke Jokowi.

Politikus PSI tadi menyampaikan Kaesang rencananya menduduki posisi penting di partainya. Kemungkinan besar Kaesang akan didapuk selaku Ketua Umum DPP PSI untuk mengambil alih Giring Ganesha, 40 tahun. Adapun Giring sudah mengisyaratkan mundur dari jabatan ketua biasa sejak Agustus lalu.

Di akun Instagram miliknya, Giring melalui video menyatakan akan mundur dari jabatan Ketua Umum PSI dengan argumentasi usianya sudah tua. Lalu vokalis band Nidji ini akan menyerahkan posisi tersebut terhadap anak muda. Adapun Giring menjadi Ketua Umum PSI pada 2019 untuk periode 2019-2024. “Karena gua udah tua, jadi sudah saatnya mengembalikan partai ini ke tangan pemilik aslinya, yakni anak muda,” kata Giring, 9 Agustus lalu.

Giring belum sukses dimintai konfirmasi soal ini. Namun ia pernah mengakui dirinya akan mundur alasannya merupakan ada tradisi di PSI bahwa ketua biasa cuma menjabat satu periode. Setelah itu, beliau akan mengembalikan mandat itu terhadap Dewan Pembina PSI.

Raja Juli Antoni belum menjawab seruan konfirmasi Tempo ihwal komunikasinya dengan Presiden Jokowi. Kaesang juga belum merespons seruan konfirmasi Tempo melalui pesan eksklusif di akun Instagram pribadinya.

Restu Jokowi buat Kaesang

Presiden Jokowi mengakui Kaesang sudah meminta restu kepadanya untuk bergabung ke PSI. Mantan Wali Kota Solo ini pun merestuinya. "Ya, biasa di dalam keluarga minta doa restu. Karena saya bilang tidak pun, juga tetap akan jalan. Anak-anak saya seumpama itu," kata Jokowi seusai program peletakan kerikil pertama hotel pertama di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, kemarin.

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro, menduga Jokowi memang mendorong Kaesang bergabung dengan PSI. Salah satu tujuannya, selain mencari pengalaman di dunia politik, Jokowi hendak menjadi pengelola di suatu partai. Sebab, posisi Jokowi di PDIP cuma dianggap selaku petugas partai.

“Tentu beliau (Jokowi) berkepentingan untuk mencari yang bisa dipakai selaku kendaraan politiknya,” kata Siti Zuhro. “Sebagai kader (partai), terlebih sudah jadi presiden, niscaya ingin punya partai sendiri.” 

Menurut dia, meski PSI partai baru, Jokowi kemungkinan memutuskan partai tersebut alasannya merupakan sungguh proaktif mendukung dirinya. Elite PSI juga senantiasa memastikan tegak lurus dengan instruksi Jokowi dalam setiap kendala politik, tergolong kepentingan penyeleksian presiden 2024. Partai ini pun siap menjadi fondasi Jokowi. “Jadi, ini partai gres yang memang mendekat secara intensif ke Jokowi,” kata Siti.

Ia percaya Jokowi sudah mengkalkulasikan secara matang sehingga membolehkan Kaesang bergabung ke PSI. Apalagi ada hukum di lingkup internal PDI Perjuangan yang mewajibkan keluarga inti setiap kadernya cuma boleh berada di satu partai. Siti menduga langkah Jokowi melalui Kaesang ini dapat jadi untuk menguatkan posisinya di banyak partai. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, beropini senada dengan Siti. Ia juga menduga Jokowi memang ingin bermain di banyak partai dan poros koalisi dalam pemilu kali ini.
Misalnya saja, kata dia, di saat Kaesang betul-betul diangkat menjadi Ketua Umum DPP PSI dan partai itu mendukung Prabowo Subianto selaku kandidat presiden. Artinya, Jokowi dapat dikesankan mendukung Prabowo. Di segi lain, Jokowi masih tetap menjadi kader PDI Perjuangan, yang faktanya mengusung Ganjar Pranowo selaku kandidat presiden 2024.

“Ketika Jokowi ingin membagi keluarganya ke partai yang berbeda, mungkin ini potongan dari taktik menghadapi penyeleksian presiden,” kata Ujang.

Ujang juga menduga manuver Jokowi melalui Kaesang ini menjadi potongan dari taktik untuk mengamankan dirinya di saat tidak menjadi presiden lagi. Meski PSI merupakan partai non-kursi di dewan perwakilan rakyat di saat ini, kata dia, partai ini dapat saja mempunyai peluang menjangkau bunyi signifikan sehingga lolos ke Senayan dalam Pemilu 2024.

Di samping itu, Ujang menduga keadaan Jokowi di sekarang ini mulai tidak tenteram di PDI Perjuangan. Karena itu, ia seperti bermain-main dengan partainya sehingga merestui Kaesang bergabung dengan PSI. 

Kondisi tidak tenteram Jokowi tersebut tergambar dari beberapa peluang dan insiden politik belakangan ini. Salah satunya di saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan Ganjar selaku kandidat presiden di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, pada 21 April lalu.

Deklarasi Ganjar ini disebut-sebut tanpa melibatkan Jokowi sejak awal. Dua hari sebelum deklarasi, Jokowi justru sudah balik kampung Idulfitri ke Solo. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian terpaksa balik ke Jakarta satu hari sebelum deklarasi untuk mengikuti pengumuman Ganjar selaku kandidat presiden tersebut.

Gibran di Dua Poros Koalisi

Di samping Erick Thohir, nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, 35 tahun, menjadi salah satu kandidat cawapres Prabowo. Hanya, peluang putra sulung Jokowi itu sungguh bergantung pada hasil uji bahan Pasal 169 karakter q Undang-Undang Pemilu di Mahkamah Konstitusi. Pasal ini menertibkan syarat minimal usia kandidat presiden dan wakil presiden, yakni 40 tahun. Para pemohon uji bahan meminta Mahkamah Konstitusi menurunkan syarat batas usia itu menjadi 35 tahun.

Belakangan, nama Gibran juga masuk dalam bursa kandidat cawapres Ganjar Pranowo. Ketua DPP PDIP Puan Maharani pernah menyampaikan partainya akan memikirkan nama Gibran selaku cawapres kalau Mahkamah Konstitusi mengabulkan uji bahan Pasal 169 karakter q Undang-Undang Pemilu.

Adapun Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengakui memang ada nama gres kandidat cawapres di lingkup internal partainya. Nama itu di luar dua kandidat yang mengerucut belakangan ini, yakni Sandiaga Uno serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md.

Tapi Djarot tak bersedia membuka identitas kandidat cawapres modern tersebut. “Makanya, tunggu saja, ya,” kata Djarot, Kamis kemarin.

Di samping posisi cawapres, Gibran juga digadang-gadang menjadi kandidat kandidat Gubernur Jakarta dalam penyeleksian kepala daerah tahun depan. Beberapa partai memasukkan nama Gibran dalam bursa kandidat Gubernur Jakarta, antara lain Partai Solidaritas Indonesia dan PDI Perjuangan. Bahkan PSI sudah menjalankan rembuk rakyat untuk menjajal mendapatkan kandidat kandidat Gubernur Jakarta. Hasil rembuk rakyat itu menempatkan Gibran berada di posisi teratas. Di bawahnya ada mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Gibran pernah dimintai konfirmasi soal ini dan menyatakan berterima kasih atas hasil rembuk rakyat tersebut. Tapi ia menyampaikan dirinya tidak akan ke mana-mana. Gibran juga menepis soal peluang menjadi kandidat wakil presiden. “Umur saya tidak cukup. Tidak gubernur, tidak wapres. Saya di sini dahulu saja. Masih banyak pekerjaan ini, lho," kata Gibran pada 26 Juni lalu.

*NB: Jawaban Gibran sungguh khas Jokowi, gak mikir copras capres, tetapi akhirnya... 😁

[Sumber: Koran Tempo, Jumat, 22 September 2023]