Khawatir Masa Depan Anak-Anak
Khawatir Masa Depan Anak-Anak
Seorang perempuan berkata: "Seandainya aku menderita penyakit tertentu, aku ridha dengan hal itu, tapi aku punya kekhawatiran pada nasib anak-anakku dan ibuku, apakah kekhawatiran itu berarti aku tidak ridha atau Allah SWT murka padaku?"
Jawaban Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani al-Husaini hafizhahullah:
"Kekhawatiran itu hal yang wajar pada manusia. Tapi jika seseorang khawatir dengan masa depan orang lain maka tenanglah bahwa dirinya itu bukan Tuhan orang itu.
Ada Tuhan mereka Yang Tidak akan Menyia-nyiakan mereka..
Jadi aku tidak khawatir dengan masa depan orang lain karena aku bukanlah Tuhannya, bahkan aku bukan Tuhan untuk diriku sendiri.
Kamu tidak mengurus dirimu sendiri, lalu bagaimana kamu mengurus orang lain?
Kekhawatiran wajar karena itu manusiawi tapi bagaimana mengobati kekhawatiran pada masa depan anak-anak?
Dengan:
- Menyerahkan semuanya pada Allah SWT.
- Istiqamah melaksanakan syariat Allah SWT; bertakwa pada Allah SWT, memberi mereka makanan halal, menjadi teladan yang baik bagi mereka.
Maka ketika aku meninggal, maka Allah SWT Menjaga mereka.
وَلۡیَخۡشَ ٱلَّذِینَ لَوۡ تَرَكُوا۟ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّیَّةࣰ ضِعَـٰفًا خَافُوا۟ عَلَیۡهِمۡ فَلۡیَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡیَقُولُوا۟ قَوۡلࣰا سَدِیدًا
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." [Surat An-Nisa': 9]
Faedah dars Jum'ah, 10 Mei 2024M bersama Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani al-Husaini hafizhahullah di Masjid al-Asyraf.
(Hilma Rosyida Ahmad)