TIGA HAL YANG MENJADIKAN REZEKI SERET

Anak menghabiskan harta orang tua atau membebani keuangan mereka TIGA HAL YANG MENJADIKAN REZEKI SERET
TIGA HAL YANG MENJADIKAN REZEKI SERET

1. Anak menghabiskan harta orang tua atau membebani keuangan mereka

Nafkah anak yang sudah baligh sudah bukan kewajiban orang tuanya, kecuali masih proses belajar. Itu pun nafkahnya hanya sandang, pangan dan papan selayaknya. Tapi banyak anak yang tetap menjadi beban bagi orang tuanya bahkan hingga si anak dewasa, menikah, bahkan hingga si anak juga jadi orang tua. Beberapa ada juga yang membuat orang tuanya terpaksa menjual habis aset-asetnya untuk berbagai alasan; ada yang minta kendaraan, minta rumah, minta isi rumah, minta modal dan sebagainya yang itu semuanya sebenarnya harus dicari dengan keringat sendiri.

2. Suami memakan harta istri tanpa ridhanya

Beberapa suami merasa berhak atas harta bawaan si istri dari orang tuanya atau harta hasil kerja si istri. Akhirnya dia meminta berbagai keperluannya kepada istrinya seolah istrinya wajib memberikan nafkah kepada dirinya. Perhiasan atau aset istrinya dijual lalu tidak diganti atau ketika berhutang kepada istrinya, biasanya tidak dibayar dengan alasan sudah memberi nafkah padahal nafkah itu satu hal dan membayar hutang adalah hal lain yang berbeda. Ada juga yang malas bekerja karena lebih suka bergantung pada gaji istrinya.

3. Istri menuntut harta lebih dari haknya kepada suami

Nafkah yang wajib diberikan suami atas istrinya tidaklah banyak, hanyalah sandang, pangan dan papan sesuai kelayakan level kekayaan si suami. Fasilitas tambahan seperti TV, motor, perhiasan, peralatan mahal dan sebagainya tidak termasuk dalam daftar hak yang wajib dipenuhi. Namun tidak sedikit istri yang menuntut suaminya memberikan itu semua di saat suaminya tidak mampu. 

Tiga hal seperti di atas sebenarnya tidak berbeda dari mengemis dari orang lain. Jangan kira kalau ke orang tua sendiri atau pasangan sendiri tidak berlaku status mengemis. Ketika meminta seseorang untuk memberikan sesuatu yang bukan kewajibannya, maka itu mengemis namanya. Rasulullah pernah bersabda yang intinya bahwa ketika seseorang mengemis, maka pintu kefakiran sedang terbuka untuknya. Silakan lihat sendiri kebanyakan orang yang melakukan tiga hal di atas, biasanya rezekinya akan seret, bahkan ada yang sampai hidup sangat memprihatinkan meskipun awalnya hidup enak.

Kalau butuh bantuan, maka tidak masalah seseorang minta bantuan keuangan dari orang tua atau pasangannya, tapi dengan cara berhutang dan betul-betul dibayar. Apabila diberi tanpa diminta, maka itu juga tidak masalah. Adapun kalau hanya menjadi beban, maka harus siap-siap hidup serba sulit. Secara psikologis, memang mental orang yang suka menjadi beban bukanlah mental orang sukses.

Semoga bermanfaat.

(Gus Abdul Wahab Ahmad)

Share Artikel: