AFGHANISTAN Jalan panjang menuju pembebasan Palestina

Jalan panjang menuju pembebasan Palestina AFGHANISTAN  Jalan panjang menuju pembebasan Palestina
AFGHANISTAN
Jalan panjang menuju pembebasan Palestina

Oleh: Fathi Nasrullah

Sedari dulu saya meyakini nubuwat Nabi ShallAllahu A'laihi Wasallam tentang raayatus sauda min khurasan (panji hitam dari Khurasan).

Hadits dari Abu Hurairah RadhiAllahu 'Anhu, RasulUllah ShallAllahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Akan muncul panji-panji hitam dari Khurasan yang tidak dapat dihalangi oleh apapun hingga dikibarkan di Aelia (Jerusalem)"

(HR. Imam Tirmidzi. Imam Ahmad. Imam Thabrani. Dan Imam Baihaqi)

Kondisi ummat Islam saat ini diakui atau tidak, Berada dalam kelemahan yang amat sangat. Nubuwat Nabi lainnya bahwa kita akan mengalami fase sebagai buih, Sepertinya terjadi hari ini.

Tadi saya ngobrol dengan seorang mujahid Taliban (Emirat Islam Afghanistan/EIA) tentang kondisi terkini Palestina khususnya Gaza. Setengah curhat pada beliau, Betapa lemahnya kita, Bahkan hanya sekedar mengirim bantuan kemanusiaan pun kita harus mendapat izin Zionis.

Jumlah truk2 bantuan yang boleh masuk itu mereka tentukan jatahnya.

Isinya diperiksa apakah sesuai ketentuan mereka atau tidak.

Bahkan kita harus bayar sejumlah uang pada mereka agar bantuan tersebut boleh dikirimkan pada saudara kita yang sedang mereka dzalimi.

Belum lagi ketidak mampuan seluruh pemimpin negara2 Islam atau Muslim mencegah kedzaliman2 tersebut. Mereka tak dapat melakukan apapun;

Kecuali sekedar mengutuk berbagai kebiadaban yang terus menerus dipertontonkan dan dengan sengaja menghina kelemahan kita.

Ditambah berbagai situasi lainnya, Seperti perpecahan yang terjadi diantara kaum muslimin. Kondisi ekonomi yang terus merosot. Hingga makin dalamnya pemikiran2 kuffar merasuk menghancurkan generasi Islam.

Melihat itu semua, Saya makin yakin hari2 ini adalah menjelang puncak kelemahan ummat Islam.

Ya, Baru menjelang. Belum sampai puncaknya.
Artinya kondisi ummat Islam di masa depan tambah lemah hingga tak mampu berbuat apapun meski sekedar mengutuk.

Maka itu beberapa bulan lalu saya berdoa pada Allah. Berpikir keras. Agar Dia tunjukkan apa yang harus saya lakukan agar tidak terseret arus pelemahan kaum muslimin ini?!.

Setelah doa itu saya yakin tak mampu melakukannya sendiri. Saya harus mencari sekelompok ummat Islam yang masih;

- Teguh pada prinsip2 keIslaman.
- Menjunjung tinggi nilai2 keimanan.
- Serta memandang bahwa jalan pedang adalah bentuk kehidupan yang Allah takdirkan selalu menyertai mereka.

Saat ini Afghanistan terus membangun negeri. Mengobati luka akibat perang berkepanjangan. Dan memperkuat diri agar mampu memenuhi nubuwat Nabi Yang Mulia itu;

Menjadi Panji Hitam dari Khurasan yang akan membebaskan kaum muslimin dari berbagai kedzaliman!.

Tidak. Afghanistan tidak pernah bertujuan menjadi hebat dan besar demi kemuliaan bangsanya sendiri. Afghanistan punya visi misi sangat besar. Bahwa ia harus kuat agar mampu membela ummat Islam!.

Suasana kebatinan seluruh pejuang dan pemerintah Afghanistan saat ini dibebani impian tersebut.

Mereka sadar dan yakin sepenuhnya tidak akan pernah sempat kenyang dan menikmati hidup ini kecuali sekejap mata. Sekedar beristirahat membasuh jiwa.

Umumnya mereka bukan orang yang pandai mengutarakan perasaan dan menyampaikan strategi. Tapi seorang petinggi mereka keceplosan (ss twit di atas).

"Dalam waktu dekat ini, Seizin Allah, akan ada sesuatu yang menyejukkan dan membahagiakan hati seluruh kaum muslimin.

Dan sebaliknya, akan membuat musuh-musuh Islam akan sangat bersedih.

Doakan kami, Emirat Islam!"

Maka itu saya makin yakin harus hadir di negeri ini. Berbuat dan memberikan sesuatu pada mereka, Meski hanya senilai sebiji kurma dibelah dua. Demi memperkuat bangsa petarung ini. Demi menjadi bagian mereka memperjuangkan ummat Islam sedunia.

Karena itu lah, Meski kemanusiaan. Meski berbisnis. Semuanya harus disandarkan pada niat dan tujuan besar tersebut. Bahwa seluruhnya akan diberikan pada Ummat Islam. Demi jalan panjang membebaskan Palestina.

Allahu Akbar!.


Share Artikel: