Dilema PKS Gabung Prabowo-Gibran

Kalo dari bocoran Voice Notes ini Anies cukup bijak dan tak terpengaruh eskalasi politik y Dilema PKS Gabung Prabowo-Gibran
Oleh: Zulkifli Abul Amjadien

Kalo dari bocoran Voice Notes ini Anies cukup bijak dan tak terpengaruh eskalasi politik yang ada, cukup tenang dan berhati-hati. Sebaliknya di sisi lain PKS sepertinya berusaha untuk memikat pihak mayoritas (pemenang Pilpres 2024) dan meyakinkan mereka bahwa PKS siap join party (gabung Prabowo-Gibran). 

Rentetan dukungan mulai dari ikut mengusung Khofifah di Jatim hingga Bobby di Sumut seolah menjadi sinyal yang tak terbantahkan kalau PKS memang ingin bergabung KIM plus. 

Dan rasanya "deadline" yang diberikan PKS untuk Anies selama 40 hari itu sepertinya hanya untuk dijadikan alasan "kambing hitam" kenapa pada akhirnya Anies gagal diusung PKS dan bisa menjadi poin pertimbangan yang akan dijelaskan kepada para kader dan konstituen loyal mereka untuk meredakan kekecewaan akar rumput.

Logis aja, evaluasi pemilu kemarin PKS memang tak terlalu diuntungkan, hanya beroleh tambahan 3 kursi dari pemilu sebelumnya sedangkan Nasdem dan PKB malah beroleh 10 kursi, sedangkan stigma negatifnya merekalah (PKS) yang paling banyak menderita mulai dari dicap partai kadrun, partai yaman dll, akan tetapi Nasdem dan PKB sebaliknya sangat aman dari stigma-stigma tersebut.

Terlebih lagi PKS pun masih punya modal kedekatan historis dengan Prabowo dan Prabowo pun memang selalu membuka tangan untuk PKS yang mana hal ini menjadi peluang penting yang membuat PKS tergoda dan berupaya untuk masuk kembali dalam sirkelnya Prabowo terlepas didalamnya sudah ada kawan berseteru dari Gelora. 

Memang keputusan ini akan membuat marah kalangan pro-Anies dan kalangan islamis anti Jokowi terhadap PKS, hanya saja sepertinya PKS punya data statistik yang menunjukkan bahwa kelompok ini hanya bagian terkecil dari ceruk suara pemilih dan terbukti peningkatan jumlah kursi yang mereka peroleh pun tidak banyak dari kelompok ini di pemilu kemarin.

Dilema aja jadinya, di kalangan anti-rezim dianggap pengkhianat dan plin plan sedang di kalangan pro-rezim dicap penjilat ludah sendiri.

Share Artikel: