Sudah banyak kedai Starbucks tutup di Malaysia
[PORTAL-ISLAM] Foto di atas diunggah oleh Hendy Mustiko Aji, WNI yang sedang di Malaysia.
"Sudah banyak kedai Starbucks tutup di Malaysia.
Alhamdulillah.
Saya cakap "Alhamdulillah" karena bersyukur para penyokong Lagibete dan Isrewel makin berkurang.
Di Indonesia Starbucks keknya adem ayem aja ya?" tulis Hendy Mustiko Aji di akun fbnya, Selasa (10/9/2024).
***
Dampak Seruan Boikot, Starbucks Malaysia Rugi Rp135 Miliar
Berjaya Food Bhd (BFood) yang memiliki dan mengoperasikan waralaba Starbucks di Malaysia, membukukan kerugian pada kuartal keempat dalam laporan 30 Juni 2024. kerugian yang dialami Starbucks Malaysia dikarenakan sentimen konsumen terhadap konflik Timur Tengah.
Anak perusahaan dari Berjaya Corporation Bhd ini, melaporkan kerugian bersih sebesar 38,2 juta ringgit (USD8,8 juta atau setara Rp135 miliar) untuk tiga bulan yang berakhir pada bulan Juni. Kebalikan dari laba sebesar 17,28 juta ringgit pada tahun lalu. Penjualan turun lebih dari setengahnya.
“Pendapatan dan kerugian sebelum pajak yang lebih rendah secara signifikan pada kuartal ini terutama disebabkan oleh sentimen terkini sehubungan dengan konflik di Timur Tengah,” kata Berjaya Food dilansir dalam laporan yang diterbitkan Selasa (28/8/2024)
Berjaya Food melaporkan kerugian bersih sebesar 91,5 juta ringgit dan penurunan pendapatan sebesar 35% untuk periode setahun penuh yang berakhir pada bulan Juni.
Berjaya memiliki 393 kedai Starbucks di seluruh Malaysia pada Juni 2023, menurut laporan tahunan terbaru yang tersedia.
Tak hanya Starbucks, merek makanan cepat saji dari Amerika Serikat juga menghadapi tantangan di negara-negara Asia, Timur Tengah, dan beberapa wilayah Eropa di tengah. Seruan untuk memboikot merek karena dianggap memiliki hubungan dengan Israel.
McDonald's, misalnya, menjadi sasaran boikot setelah foto dan video di media sosial menunjukkan toko-tokonya di Israel memberikan makanan kepada tentara negara tersebut setelah serangan 7 Oktober.