HIKMAH WAFATNYA ANAK LAKI-LAKI NABI DI USIA DINI
๐๐๐๐ ๐๐ ๐ช๐๐๐๐ง๐ก๐ฌ๐ ๐๐ก๐๐ ๐๐๐๐-๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐ ๐๐ ๐จ๐ฆ๐๐ ๐๐๐ก๐
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Rasulullah SAW memiliki 3 anak laki-laki: Qasim, Abdullah, dan Ibrahim. Yang kesemuanya meninggal ketika usia masih bayi. Qasim dan Abdullah anak dari Khadijah. Ibrahim anak dari Mariyah Al Qibtiyah.
Segala ketetapan Allah ta’ala atas hambaNya tentu memiliki hikmah dan tujuan yang baik, terlebih jika itu terjadi kepada kekasihNya dan makhluk terpilihNya, Rasulullah ๏ทบ. Maka sudah lah pasti semua peristiwa hingga musibah wafatnya seluruh anak laki-laki beliau di usia bayi mengandung hikmah yang besar. Di antaranya kemungkinan sebagai berikut :
๐ญ. ๐ ๐ฒ๐ป๐ด๐ต๐ถ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ง๐ฒ๐ฟ๐ท๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ป๐๐ฎ ๐ฃ๐ฒ๐๐ฎ๐ฟ๐ถ๐๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐ป๐ฎ๐ฏ๐ถ๐ฎ๐ป
Di antara hikmah dari wafatnya anak-anak laki-laki Nabi ๏ทบ di usia dini adalah untuk menghindarkan asumsi bahwa kenabian akan diwariskan kepada keturunan beliau. Karena di masa lalu, kenabian sering kali diwariskan dari seorang Nabi kepada anak keturunannya, seperti yang terjadi pada Nabi Ibrahim yang memiliki dua anak, Ismail dan Ishaq, dan kenabian terus berlanjut dalam keturunan Ishaq. Seperti yang tergambar di ayat berikut :
ََููุฑِุซَ ุณَُْููู
َุงُู ุฏَุงُูุฏَ ََููุงَู َูุง ุฃََُّููุง ุงَّููุงุณُ ุนُِّูู
َْูุง ู
َْูุทَِู ุงูุทَّْูุฑِ َูุฃُูุชَِููุง ู
ِْู ُِّูู ุดَْูุกٍ ุฅَِّู َูุฐَุง ََُููู ุงَููุถُْู ุงูู
ُุจُِูู
"๐๐ข๐ฏ ๐๐ถ๐ญ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ธ๐ข๐ณ๐ช๐ด๐ช ๐๐ข๐ถ๐ฅ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ต๐ข: '๐๐ข๐ฉ๐ข๐ช ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข! ๐๐ข๐ฎ๐ช ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ช๐ข๐ซ๐ข๐ณ๐ช ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐ด๐ข ๐ฃ๐ถ๐ณ๐ถ๐ฏ๐จ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ช ๐ฅ๐ช๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ. ๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข (๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข) ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ-๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ ๐ฌ๐ข๐ณ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฏ๐บ๐ข๐ต๐ข'."(QS. An Naml: 16)
Dengan tidak adanya anak laki-laki yang melanjutkan garis keturunan Rasulullah ๏ทบ, Allah ingin memastikan bahwa umat memahami misi risalah beliau bukan untuk diwariskan kepada keturunan semata, tetapi harus diteruskan oleh seluruh umat Islam. Hal ini juga untuk mencegah salah paham bahwa ada pewaris langsung kenabian setelah Nabi Muhammad ๏ทบ, karena beliau adalah penutup para nabi.
๐ฎ. ๐ ๐ฒ๐ป๐ฒ๐ด๐ฎ๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ต๐๐ฎ ๐ง๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ธ ๐๐ฑ๐ฎ ๐ก๐ฎ๐ฏ๐ถ ๐ฆ๐ฒ๐๐ฒ๐น๐ฎ๐ต ๐ก๐ฎ๐ฏ๐ถ ๐ ๐๐ต๐ฎ๐บ๐บ๐ฎ๐ฑ ๏ทบ
Wafatnya anak laki-laki Nabi ๏ทบ juga mengandung hikmah untuk menegaskan bahwa kenabian telah berakhir dengan di utusnya beliau ๏ทบ. Itu mengapa Allah ๏ทป ketika menegaskan bahwa Rasulullah ๏ทบ adalah penutup risalah bagi para nabi dan rasul mengkaitkan dengan sangkaan bahwa beliau adalah bapak dari seorang laki-laki dari umatnya. FirmanNya :
ู
َุง َูุงَู ู
ُุญَู
َّุฏٌ ุฃَุจَุง ุฃَุญَุฏٍ ู
ِّู ุฑِّุฌَุงُِููู
ْ ََِٰูููู ุฑَّุณَُูู ุงَِّููู َูุฎَุงุชَู
َ ุงَّููุจَِِّููู ََููุงَู ุงَُّููู ุจُِِّูู ุดَْูุกٍ ุนَِููู
ًุง
"๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฎ๐ข๐ฅ ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช-๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ข๐ฑ๐ข๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ข๐ฌ๐ช-๐ญ๐ข๐ฌ๐ช ๐ฅ๐ช ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ณ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ, ๐ต๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ๐ช ๐ฅ๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ข๐ด๐ถ๐ญ๐ถ๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ต๐ถ๐ฑ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ข ๐ฏ๐ข๐ฃ๐ช. ๐๐ข๐ฏ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ข๐ฉ๐ข ๐๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ๐ช ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ."
(QS. Al Ahzab: 40)
Dengan demikian, wafatnya anak-anak laki-laki beliau sebelum dewasa menjadi hikmah besar agar tidak ada harapan atau dugaan bahwa akan ada nabi setelah beliau, sehingga umat Islam tetap berpegang pada keyakinan bahwa tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad ๏ทบ.
๐ฏ. ๐ ๐ฒ๐ป๐ฐ๐ฒ๐ด๐ฎ๐ต ๐ณ๐ถ๐๐ป๐ฎ๐ต ๐ฑ๐ถ ๐ธ๐ฎ๐น๐ฎ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐๐บ๐ฎ๐
Di antara hikmahnya pula, dengan itu Allah menghendaki untuk mencegah sebagian fitnah di kalangan umat dengan sebab keturunan Nabi ๏ทบ. Menghilangkan anggapan bahwa kenabian atau sebagian dari urusan kenabian adalah hak keturunan yang harus diwariskan, seperti halnya dalam tradisi kenabian bani Israil dan umat terdahulu. Allah ta’ala menghendaki agar umat Islam tidak menjadikan nasab sebagai tolak ukur utama untuk menilai sebagai kebenaran, tapi dalil dengan landasan al Kitab dan sunnah nabi lah yang menjadi ukurannya.
Demikian juga hal ini memberikan penegasan bahwa kemuliaan dan keagungan dalam Islam itu bukan diukur dari nasab, kesukuan atau ras tertentu, namun ditentukan oleh kadar ketaqwaan seseorang. Sebagaimana hal ini ditegaskan dalam firmanNya :
ุฅَِّู ุฃَْูุฑَู
َُูู
ْ ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุฃَุชَْูุงُูู
ْ
"๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ช๐ข ๐ฅ๐ช ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ณ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฅ๐ช ๐ด๐ช๐ด๐ช ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฌ๐ธ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ณ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ."(QS. Al Hujurat: 13)
Demikian pula Nabi ๏ทบ bersabda :
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّููุงุณُ، ุฃََูุง ุฅَِّู ุฑَุจَُّูู
ْ َูุงุญِุฏٌ، َูุฅَِّู ุฃَุจَุงُูู
ْ َูุงุญِุฏٌ، ุฃََูุง َูุง َูุถَْู ِูุนَุฑَุจٍِّู ุนََูู ุฃَุนْุฌَู
ٍِّู، ََููุง ِูุนَุฌَู
ٍِّู ุนََูู ุนَุฑَุจٍِّู، ََููุง ِูุฃَุญْู
َุฑَ ุนََูู ุฃَุณَْูุฏَ، ََููุง ِูุฃَุณَْูุฏَ ุนََูู ุฃَุญْู
َุฑَ ุฅَِّูุง ุจِุงูุชََّْููู
"๐๐ข๐ฉ๐ข๐ช ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข, ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ๐ช๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ธ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ต๐ถ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ข๐ฑ๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ต๐ถ. ๐๐ฆ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ๐ช๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ถ๐ต๐ข๐ฎ๐ข๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ณ๐ข๐ฃ ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฏ๐ฐ๐ฏ-๐๐ณ๐ข๐ฃ, ๐ข๐ต๐ข๐ถ ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฏ๐ฐ๐ฏ-๐๐ณ๐ข๐ฃ ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ณ๐ข๐ฃ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ถ๐ต๐ข๐ฎ๐ข๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ถ๐ญ๐ช๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฉ ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ถ๐ญ๐ช๐ต ๐ฉ๐ช๐ต๐ข๐ฎ, ๐ข๐ต๐ข๐ถ ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ถ๐ญ๐ช๐ต ๐ฉ๐ช๐ต๐ข๐ฎ ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ถ๐ญ๐ช๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฉ, ๐ฌ๐ฆ๐ค๐ถ๐ข๐ญ๐ช ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ต๐ข๐ฌ๐ธ๐ข." (HR. Ahmad)
๐ฐ. ๐ ๐ฒ๐ป๐๐ฒ๐บ๐ฝ๐๐ฟ๐ป๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐บ๐ถ๐๐ถ ๐ฅ๐ฎ๐๐๐น๐๐น๐น๐ฎ๐ต ๏ทบ ๐๐ฒ๐ฏ๐ฎ๐ด๐ฎ๐ถ ๐ฟ๐ฎ๐ต๐บ๐ฎ๐ ๐ฏ๐ฎ๐ด๐ถ ๐๐ฒ๐น๐๐ฟ๐๐ต ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ
Wafatnya anak-anak laki-laki Nabi ๏ทบ juga memberikan hikmah bahwa beliau diutus sebagai "rahmatan lil 'alamin" (rahmat bagi seluruh alam) bukan untuk membangun sebuah dinasti atau kerajaan keluarga,.
Kepemimpinan umat ini tidak boleh hanya dimonopoli oleh satu keluarga atau kelompok tertentu, melainkan harus menjadi tanggung jawab setiap individu yang menerima risalah beliau. Ajaran ini lah yang kemudian diterjemahkan oleh Khulafaur Rasyidin yang memimpin umat Islam sepeninggal Nabi ๏ทบ. Yang mereka diangkat karena ilmu, ketaqwaan dan pengorbanannya untuk Islam, bukan karena pertimbangan nasab.
Dengan hikmah ini, Allah ta’ala dengan kehendak-Nya yang sempurna telah mengatur semua hal untuk memastikan agar risalah yang telah disampaikan oleh sang Rasul bisa diterima, dipahami, dan dijaga oleh umat Islam secara kolektif dan berkesinambungan.
๐ฑ. ๐ ๐ฒ๐ป๐ด๐ต๐ถ๐น๐ฎ๐ป๐ด๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฒ๐ท๐ฒ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ผ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด ๐ธ๐ฎ๐ณ๐ถ๐ฟ
Orang-orang kafir Quraisy dahulu mengejek Rasulullah ๏ทบ dengan sebutan "abtar" (terputus keturunan) karena tidak memiliki anak laki-laki yang hidup hingga dewasa. Yang mana kemudian Allah ๏ทป membalas ejekan mereka dengan menurunkan firmanNya :
ุฅَِّู ุดَุงِูุฆََู َُูู ุงْูุฃَุจْุชَุฑُ
“๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ-๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ช๐ฎ๐ถ, ๐ฅ๐ช๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฑ๐ถ๐ต๐ถ๐ด."
(QS. Al Kausar: 3)
Dengan ayat ini Allah ta’ala menegaskan bahwa kemuliaan Rasulullah ๏ทบ tidak lah bergantung pada keturunan anak laki-laki, melainkan pada misi dan ajaran yang dibawanya. Dan Allah juga memastikan bahwa musuh-musuh Nabi ๏ทบ yang justru akan terputus, sementara beliau terus dikenang dan dicintai oleh umat sepanjang masa, bahkan sebagian anak keturunan Nabi shalallahu’alaihi wassalam masih ada dan terjaga hingga hari ini.
๐ฒ. ๐จ๐ท๐ถ๐ฎ๐ป ๐ผ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด-๐ผ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ฒ๐ฟ๐ฝ๐ถ๐น๐ถ๐ต ๐ถ๐๐ ๐บ๐ฒ๐บ๐ฎ๐ป๐ด ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐
Peristiwa wafatnya anak-anak laki-laki Rasulullah ๏ทบ di usia belia adalah termasuk ujian yang sangat berat, terutama di masa ketika memiliki anak laki-laki di masa itu dianggap sebagai simbol kekuatan dan keberlanjutan keturunan. Kesedihan Nabi begitu mendalam saat menerima ujian ini satu persatu. Bahkan beliau diriwayatkan saat salah satu putranya wafat menangis hingga bercucuran air mata dan mengungkapkan rasa kesedihannya dengan kalimat yang sangat menyentuh.
Sebagai seorang kekasih Allah dan makhluk pilihanNya, sang Nabi ๏ทบ diuji sesuai dengan kedudukan beliau yang tinggi di sisi Allah. Dalam hadits disebutkan:
ุฅَِّู ุฃَุดَุฏَّ ุงَّููุงุณِ ุจََูุงุกً ุงْูุฃَْูุจَِูุงุกُ، ุซُู
َّ ุงْูุฃَู
ْุซَُู َูุงْูุฃَู
ْุซَُู
"๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ต ๐ถ๐ซ๐ช๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ข ๐ฏ๐ข๐ฃ๐ช, ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฅ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ-๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช ๐ฃ๐ข๐ธ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข (๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฉ๐ข๐ญ ๐ฅ๐ฆ๐ณ๐ข๐ซ๐ข๐ต ๐ฌ๐ฆ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ), ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ต๐ฆ๐ณ๐ถ๐ด๐ฏ๐บ๐ข." (HR. Tirmidzi)
Ujian adalah salah satu bagian dari cara Allah ๏ทป meninggikan derajat hamba-hamba-Nya yang terpilih. Rasulullah ๏ทบ telah menghadapi berbagai macam musibah yang berat tak terkira dalam kehidupannya, guna mengajarkan kepada kita bahwa adanya iman dan keshalihan pada diri seseorang bukanlah penjamin untuk bebas dari ujian dan musibah.
๐ณ. ๐๐ด๐ฎ๐ฟ ๐๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ธ ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ด๐ธ๐๐น๐๐๐๐ฎ๐ป
Tidak adanya keturunan laki-laki yang hidup hingga dewasa menghindarkan Rasulullah ๏ทบ dan keluarganya dari potensi pengkultusan. Ini mengajarkan bahwa kemuliaan yang dibawa oleh Rasulullah ๏ทบ tidak terletak pada keturunannya, melainkan pada risalah dan sunnah yang beliau ajarkan. Bahkan ketika ada keluarga dan orang yang sangat beliau cintai sekalipun, di antaranya Abu Thalib yang menolak ajaran beliau, tak sedikitpun hubungan nasab itu bisa memberi manfaat kepada sosok tersebut.
Allah ta’ala berfirman :
ุฅََِّูู َูุง ุชَْูุฏِู ู
َْู ุฃَุญْุจَุจْุชَ َََِّูููู ุงََّููู َْููุฏِู ู
َْู َูุดَุงุกُ
"๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ (๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฎ๐ข๐ฅ) ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ต๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฌ๐ข๐ด๐ช๐ฉ๐ช, ๐ต๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ๐ช ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ต๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ช๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฉ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฌ๐ช."(QS. Al Qasas: 56)
๐ด. ๐ ๐ฒ๐ป๐ฒ๐ฝ๐ถ๐ ๐ฎ๐๐๐บ๐๐ถ ๐ฏ๐ฎ๐ต๐๐ฎ ๐ธ๐ฒ๐๐๐ฟ๐๐ป๐ฎ๐ป ๐น๐ฎ๐ธ๐ถ-๐น๐ฎ๐ธ๐ถ ๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐ต ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐ป๐ฑ๐ฎ ๐ธ๐ฒ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ต๐ฎ๐๐ถ๐น๐ฎ๐ป
Pada zaman Arab jahiliyah, memiliki anak laki-laki dianggap sebagai lambang kekuatan dan keberhasilan, sedangkan anak Perempuan hanya dianggap sebagai bentuk kesialan. Dengan wafatnya semua anak laki-laki Nabi ๏ทบ, Allah ๏ทป menunjukkan bahwa meski tanpa anak laki-laki Rasulullah ๏ทบ terbukti menjadi sosok yang sukses dan mulia, dan semua keagungan itu semua terjaga dengan baik sepanjang zaman.
Sebaliknya beliau ๏ทบ membawa ajaran untuk memuliakan kaum wanita dan anak-anak perempuan dengan sabdanya :
ู
َْู َูุงَู َُูู ุซََูุงุซُ ุจََูุงุชٍ، َูุตَุจَุฑَ ุนَََِّْูููู، َูุฃَุทْุนَู
ََُّูู، َูุณََูุงَُّูู، ََููุณَุงَُّูู ู
ِْู ุฌِุฏَุชِِู، َُّูู َُูู ุญِุฌَุงุจًุง ู
َِู ุงَّููุงุฑِ َْููู
َ ุงَِْูููุงู
َุฉِ
"๐๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ๐ช ๐ต๐ช๐จ๐ข ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ข๐ฏ, ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ ๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ข๐ฃ๐ข๐ณ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข, ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ, ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ถ๐ฎ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ช๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ถ๐ด๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข, ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ญ๐ช๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ข๐ฑ๐ช ๐ฏ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฌ๐ข ๐ฃ๐ข๐จ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฉ๐ข๐ณ๐ช ๐ฌ๐ช๐ข๐ฎ๐ข๐ต." (HR. Ahmad)
Demikian di antara hikmah yang bisa kami jabarkan dari peristiwa mengapa putra-putra Nabi ๏ทบ ditaqdirkan oleh Allah ๏ทป wafat di usia kecil.
๐Wallahu a’lam.
________
Referensi : Abna' al-Nabi ๏ทบ al-Banun wa al Banat wa Ummahatuhum, karya Ibrahim al jamal, Syamail ar Rasul karya Ahmad Zawawi, Hadatsah wafat Ibrahim Ibnu Nabi karya Khalid Ouabo.