Kapten Ibrahim Traoré, Seorang Muslim Sunni Pemberani: Mengusir Perusahaan Multinasional & Merebut Kembali Emas Burkina Faso!
Ibrahim Traoré Menggemparkan Dunia: Mengusir Perusahaan Multinasional & Merebut Kembali Emas Burkina Faso!
Burkina Faso adalah sebuah negara miskin di Afrika. Pada Januari 2022 lalu, presidennya Roch Marc Christian Kaboré yang didukung Barat, dijatuhkan dalam kudeta militer pimpinan Letkol Paul-Henri Sandaogo Damiba, sehingga Barat, khususnya Prancis, menjadi marah karena bonekanya dikudeta.
Lucunya, 8 bulan kemudian Letkol Paul-Henri Sandaogo Damiba balik dikudeta oleh perwira yang lebih rendah pangkatnya, yaitu Kapten Ibrahim Traoré (kelahiran tahun 1988).
Kapten Ibrahim Traoré ini memang seperti tak ada takut-takutnya, brave to the bone, walaupun usianya relative masih muda.
Beraninya bagaimana?
Ketika Kapten Traoré berhasil mengkudeta, ia langsung:
- mengusir pasukan Prancis yang ditempatkan di Burkina Faso,
- mengusir pasukan Amrik yang ditempatkan di Burkina Faso,
- menginisiasi pembentukan mata uang bersama negara-negara Afrika Barat untuk menggantikan Franc CFA, mata uang bersama ciptaan Prancis.
- dan terbaru belum lama ini Mengusir Perusahaan Multinasional & Merebut Kembali Emas Burkina Faso!
Kita tahu Prancis itu penjajah yang sangat jahat di Afrika sana. Walau secara resmi negara-negara ex-koloni Prancis itu sudah "merdeka", tetapi hakikatnya mereka masih terjajah, baik secara politik (dengan Prancis menempatkan bonekanya sebagai presiden), atau secara ekonomi (dengan Prancis mengatur-atur kebijakan pembangunan dan ekonomi), maupun secara keuangan (dengan Prancis membuat mata uang bersama).
Jadi apa yang dilakukan Kapten Ibrahim Traoré ini diharapkan nantinya ada mata uang bersama antara Burkina Faso, Mali, dan Republik Niger (bukan Nigeria). Tiga negara yang sudah amat sangat eneg melihat kelakuan bekas penjajahnya, Prancis, di Afrika.
Kapten Ibrahim Traoré juga membatalkan perjanjian pajak ganda dengan Prancis yang telah ada sejak 1965. Dalam perjanjian ini, individu atau perusahaan tak dikenai pajak ganda, sehingga para pengusaha Prancis sudah dikenai pajak di Prancis, tak bisa lagi dikenai pajak di Burkina Faso, meskipun bisnisnya berlokasi di negara tersebut. Dengan demikian, orang-orang Prancis yang mengeruk uang sangat banyak, terutama melalui eksploitasi SDA di Burkina Faso, akan bebas pajak, sementara bangsa Burkina Faso tak mendapatkan keuntungan yang layak dari kekayaan alam mereka sendiri.
Apakah Prancis diam?
Well, No!
Prancis menghasung ECOWAS (ini seperti ASEAN di kita, hanya bedanya ECOWAS ini punya tentara) sehingga ECOWAS pun marah kepada Kapten Ibrahim Traoré.
Ketua ECOWAS, Bola Ahmed Adekunle Tinubu yang juga Presiden Nigeria, mengancam akan menggerakkan tentara ECOWAS untuk menyerbu Burkina Faso dan mendudukan kembali Kaboré (yang sah terpilih pada pemilu beberapa waktu lalu) ke kursi kekuasaan.
Alḥamdulillāh ternyata ECOWAS tidak jadi mengirim pasukan…
Mungkin negara-negara ECOWAS setelah berpikir dua-tiga kali tentang mengapa mereka harus mengirimkan pasukan untuk memerangi sesama saudara sendiri kalau itu hanyalah untuk memuaskan nafsu jahanam majikan mereka, Prancis dan negara-negara imperialis Barat lainnya.
Oya, jangan dibandingkan Kapten Ibrahim Traoré dengan si Beler Fufufafa ya? Walau sama-sama kelahiran Dekade 198x-an akhir, akan tetapi si Pupupapa bisanya cuma main game, main boneka, main Tamiya, baca komik, nonton konser Bruno Mars, atau ngomong jorok, kasar dan rasis, bahkan pekerjaannya pun masih dicarikan terus sama bapaknya.
Satu lagi, Kapten Ibrahim Traoré ini adalah seorang "Muslim Sunni".
Demikian sharing pagi ini, semoga bermanfaat.
(Arsyad Syahrial)