Warisan Berdarah Jokowi yang Bernama IKN Nusantara

Ibu Kota Negara Nusantara itu seharusnya tidak perlu dibangun Warisan Berdarah Jokowi yang Bernama IKN Nusantara
Ibu Kota Negara Nusantara itu seharusnya tidak perlu dibangun Warisan Berdarah Jokowi yang Bernama IKN Nusantara
Warisan Berdarah Jokowi yang Bernama IKN Nusantara

By Hara Nirankara*

Ibu Kota Negara Nusantara itu seharusnya tidak perlu dibangun, smart and forest city yang katanya akan membuat pemerataan ini nyatanya sebuah mimpi buruk. Saking buruknya, banyak masyarakat berdarah-darah hanya untuk memuaskan ambisi legacy Jokowi, atau yang lebih sering disebut dengan Mulyono.

Dalam rencana pembangunannya, selain menggunakan APBN, pendanaan IKN Nusantara juga bersumber dari aset berharga negara, BUMN dan swasta dalam bentuk ekuitas maupun obligasi. Selain itu ada juga dana CSR perusahaan, serta crowd funding atau urun dana dari rakyat. Sedangkan untuk sumber pendanaan di luar APBN angkanya yaitu 80%.

Na’asnya, anggaran belanja negara dibuat tekor oleh Jokowi, banyak sekali korban berjatuhan imbas syahwat buta yang dimiliki oleh Jokowi.

Kalau kalian tidak percaya bahwa IKN Nusantara itu warisan berdarah Jokowi, Saya akan mengajak kalian mengingat barangkali sudah lupa.

Dibangun Di Atas Orang Mati

Dikutip dari berbagai sumber, pada tahun 2022 angka kematian di Indonesia akibat Covid 19 sebanyak 1.094.499 jiwa! Jumlah itu 7 kali lipat dari data yang dipublikasikan, yaitu sebesar 156.357 jiwa. Kenapa bisa 7 kali lipat? Data WHO menyatakan bahwa angka 1.094.499, termasuk kematian tak langsung, maksudnya?
Ibu Kota Negara Nusantara itu seharusnya tidak perlu dibangun Warisan Berdarah Jokowi yang Bernama IKN Nusantara
Kematian tak langsung yaitu seperti kematian tanpa penanganan, kematian karena ditolak oleh rumah sakit, maupun kematian karena belum sempat dirawat di rumah sakit.

Bayangkan, betapa hinanya Jokowi memaksakan pembangunan IKN Nusantara di tengah orang-orang yang kehilangan nyawa. Memang benar, korban virus corona mendapatkan bantuan dari Pemerintah. Tapi poinnya, anggaran yang digunakan untuk pembangunan IKN bisa dipakai untuk mereka-mereka yang sedang berjuang di tengah kesekaratan imbas virus corona.

Dengan begitu, Jokowi bisa dipandang sebagai pemimpin yang bertanggung jawab, karena bertindak totalitas selama wabah virus itu berlangsung.

Dibangun Di Atas Badai PHK

Selain digempur oleh virus corona, pada tahun yang sama Indonesia juga gembur oleh derasnya pemutusan hubungan kerja. Dikutip dari berbagai sumber, pada tahun 2021 terjadi badai PHK selama pandemi, jumlahnya sebesar 72.983 pekerja terkena.
Ibu Kota Negara Nusantara itu seharusnya tidak perlu dibangun Warisan Berdarah Jokowi yang Bernama IKN Nusantara
Selama berlangsungnya pandemi, orang-orang kebingungan dalam mendapatkan uang. Banyak dari mereka yang menjual barang-barang rumah tangga, kendaraan bermotor, hingga menjual perhiasan.

Keluarga Saya sendiri, agar bisnis tidak kolaps, ibu Saya menjual mobil, motor, perhiasan, bahkan sampai menguras tabungannya di pasar. Agar apa? Agar bisnis kami tidak pailit, dua tahun pandemi bukan masa yang mudah. Bahkan, setelah menjual harta benda, kami masih kesulitan untuk mempertahankan bisnis.

Keluarga Saya masih mending karena ada sesuatu untuk dijual, lantas, bagaimana dengan keluarga orang lain? Keluarga yang mengandalkan penghasilan suami sebagai pekerja di pabrik?

Namun, di tengah badai fakta tentang kematian dan PHK, Jokowi masih saja melanjutkan ambisinya membangun IKN Nusantara. Bahkan hingga tahun 2024 ini, disaat ekonomi lesu, deflasi 5 kali berturut-turut, daya beli turun, PHK kembali meningkat, jatuhnya kaum middle class, Jokowi masih saja ambisius dengan warisan berdarahnya.

Dibangun Di Atas Kemiskinan

Pada bulan September 2020 tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 10,19%, sedangkan pada Maret 2021 sebesar menjadi 10,14%. Angka kemiskinan di Indonesia naik sebesar 0,92%. Loh kok bisa, harusnya turun dong?

Sebelum pandemi, angka kemiskinan di Indonesia sebesar 9,22% pada September 2019, sedangkan pada Maret 2021 naik menjadi 10,14%. Artinya? Selama pandemi (satu tahun, 2020) angka kemiskinan naik sebesar 0,92% (10,14 - 9,22).
Ibu Kota Negara Nusantara itu seharusnya tidak perlu dibangun Warisan Berdarah Jokowi yang Bernama IKN Nusantara
Ironi, kan? Proyek raksasa yang katanya berhasil menggaet banyak investor asing ini, nyatanya hanya bualan. Dan yang lebih menyakitkan, di tengah naiknya angka kemiskinan sebesar 0,92% Si Mulyono terus saja menggeber proyek IKN Nusantara hingga hari ini.

Yaaaaa! Inilah yang Saya maksud dengan 'berdarah' akibat ambisi Presiden Jokowi, dalam membuat warisannya yaitu IKN yang baru. Warisan berdarah ini akan terkenang, menjadi sisi gelap megahnya IKN yang dibangun oleh Presiden Jokowi.

Jutaan orang mati selama pandemi, puluhan ribu pekerja terkena PHK selama pandemi, angka kemiskinan naik selama pandemi, sedangkan UANG RAKYAT yang seharusnya digunakan untuk keperluan rakyat, justru digunakan untuk menuruti ambisi Jokowi dalam membangun Ibu Kota Negara yang baru.(*)

Sumber: X
Share Artikel: