Koh Dennis Lim dan Felix Siauw Bicara soal Hukum Mengucapkan Selamat Natal
[PORTAL-ISLAM] Penceramah Koh Dennis Lim membahas hukum muslim mengucapkan selamat Natal. Koh Dennis memilih untuk tak mengucapkannya sesuai ajaran Islam yang diyakini.
"Kita juga udah tahu pasti ya hukumnya haram, tidak boleh ya teman-teman," ungkapnya dalam video TikTok di akun pribadinya.
Kon Dennis menekankan pentingnya aqidah dan ajaran tauhid. Menurutnya, jika seseorang mengucapkan 'selamat' berarti ada unsur pengakuan. Contohnya saat seorang memberikan selamat sudah lulus S1, berarti kita mengakui orang tersebut sudah menjadi sarjana.
"Ketika kita mengucapkan selamat Natal, Natal itu adalah hari mereka menganggap sosok yang dianggap Tuhan atau anak Tuhan lahir di hari tersebut. Berarti secara gak langsung mengakui ada Tuhan selain Allah dong atau Tuhan punya anak dan itu mencederai tauhid. Kami tidak bisa melakukan," paparnya.
Dai muda itu lantas membahas soal mengucapkan selamat Natal yang diklaim sebagai bentuk toleransi. Ia pun merujuk pendapat Buya Hamka tentang cara membantu umat beda agama.
"Kalau masalah toleransi guru besar kami, ulama besar Indonesia Buya Hamka melarang, mengharamkan mengucapkan selamat Natal. Kalau masalah toleransi, kalau ada kerabat tetangga nonmuslim butuh bantuan, Buya Hamka sudah menawarkan bantuan duluan sebelum mereka meminta entah itu urusan pinjam uang atau masalah apapun," ucap Koh Dennis Lim.
"Sekali mohon maaf, mengucapkan selamat (berarti) mengakui ada Tuhan lain selain Allah kami gak bisa. Kami diwajibkan membantu kalau ada umat Muslim sengaja zalim kepada nonmuslim, berarti punten ngajinya belum benar, tapi sekali lagi mengakui ada Tuhan lain selain Allah gak bisa," sambungnya.
Lebih lanjut, Koh Dennis membicarakan mengenai alasan sejarah sehingga ia memilih tak mengucapkan selamat Natal. Ia menceritakan kelahiran Nabi Isa AS sesuai yang dikisahkan dalam Alquran Surat Maryam ayat 23, 24 dan 25
"Di ayat tersebut dijelaskan ibundanya Nabi Isa bersandar di pohon kurma, lalu di ayat 25 nya digoyangkan pohon kurma, jatuh kurmanya. Lalu Nabi Isa AS lahir dan hari itu di mana kurma itu matang dan itu gak terjadi 25 Desember di musim dingin, berarti siapa yang lahir tanggal 25 Desember? berarti ada miss dari sudut pandang sejarahnya," kata dia.
Ia lantas menegaskan jika iman itu diyakini di hati, diucapkan lisan dan diwujudkan dalam tindakan. "Jika ucapan berbeda dengan apa yang diimani di hati maka apa lagi yang tersisa dari diri manusia," pungkasnya.
Ustaz Felix Siauw
Di sisi lain, Ustaz Felix Siauw juga sempat membicarakan soal hukum mengucapkan selamat Natal saat berbincang dengan Atta Halilintar. Ia menyebut dalam Islam, memang ada perbedaan pendapat mengenai hal itu.
Ustaz Felix sendiri termasuk yang tak ikut mengucapkannya, kendati tetap menghormati pandangan orang lain yang berbeda dengannya.
"Kalau bagi saya, saya ambil tidak mengucapkan. Cuma saya tetap menghormati," ujarnya di YouTube AH.
"Ada teman-teman saya yang mengucapkan, dan itu tidak menjadi masalah juga buat saya. Karena ada perbedaan (pandangan) dalam Islam," pungkasnya.
Sumber: Suara