Kenapa dikit-dikit baca surat Al-Fatihah?
Kenapa dikit-dikit baca surat Al-Fatihah?
Salah seorang Ulama Mazhab Hambali, Syaikh Yusuf bin Abdul Hadi (w. 909 H) menulis Risalah kecil berjudul "al-Isti'anah bil Fatihah".
Di sana ia mengutip dua riwayat dengan sanadnya, pertama ucapan seorang Tabi'in, 'Atha bin Abi Rabah (w. 114 H) yang mengatakan:
إذا أردت حاجة فاقرأ بفاتحة الكتاب حتى تختمها تقضى إن شاء الله
"Jika engkau menginginkan sebuah hajat, maka bacakan Al-Fatihah, insya Allah akan dikabulkan".
Kemudian ia mengutip hadits masyhur tentang Al-Fatihah tentang percakapan Allah dengan hambanya yang sedang membaca Al-Fatihah. Saat hambanya membaca dua ayat terakhir dari Al-Fatihah, Allah berkata:
فهذه لعبدي ولعبدي ما سأل
"Ini untuk hambaku, dan bagi hambaku apa yang ia minta".
Lalu Syaikh Yusuf mengatakan, dengan hadits ini, sebagian ulama berdalil, bahwa siapa saja yang membaca Al-Fatihah untuk menunaikan hajatnya, dan kemudian ia meminta hajat tersebut, maka hajatnya akan terkabulkan.
Setelah itu, ia mengutip ucapan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, murid Ibnu Taimiyah, tentang betapa agungnya Al-Fatihah, rahasia yang tersimpan di sana, khasiatnya, dan banyak hal yang lainnya.
Ibnu Qayyim di akhir kutipan itu menegaskan, "Saya mengatakan hal ini, bukanlah hal yang berlebih-lebihan, tapi ini semua adalah hakikat yang nyata!".
Kemudian, di akhir Risalah kecilnya itu, Syaikh Yusuf memberikan kesaksiannya sendiri, dari pengalamannya mengamalkan Al-Fatihah, ia mengatakan (teks arabnya saya foto di bawah):
“Setiap kali aku dihadapi oleh sebuah kebutuhan dari kebutuhan dunia atau akhirat, lalu aku bacakan Al-Fatihah untuk kebutuhan tersebut, pasti hajat tersebut dikabulkan dan urusanku berhasil. Dan berapa banyak kebutuhanku yang sangat sulit, dan jalannya sepit dan penuh rintangan, lalu aku bacakan Al-Fatihah, lalu hajar tersebut tertunaikan...”
Risalah ini yang hanya 6 halaman, disertai dalil dan ada pengalaman, ditulis oleh Ulama Hambali, mengutip ucapan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, murid dari Ibnu Taimiyah.
(Fahrizal Fadil)