@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

AWAL MULA masalah ijazah palsu itu sebenarnya bermula dari pernyataan Jokowi sendiri

Masalah ijazah palsu itu sebenarnya bermula dari pernyataan Jokowi sendiri AWAL MULA masalah ijazah palsu itu sebenarnya bermula dari pernyataan Jokowi sendiri
Masalah ijazah palsu itu sebenarnya bermula dari pernyataan Jokowi sendiri AWAL MULA masalah ijazah palsu itu sebenarnya bermula dari pernyataan Jokowi sendiri
[PORTAL-ISLAM] "Masalah ijazah palsu itu sebenarnya bermula dari pernyataan Jokowi sendiri.

IPK kurang dari 2.0 itu harusnya tdk lulus. Tdk boleh susun skripsi.

Bilang berasal dari jurusan Teknologi Kayu, padahal di Fakultas Kehutanan jurusan itu tdk pernah ada.

Wajar dong ada yg bertanya!" ujar Sudarsono Saidi di X.

***

PENGAKUAN JOKOWI IPK KURANG DARI 2

👇👇

Jadi Capres Tak Perlu IPK 4, Jokowi: IPK Saya Kurang dari 2

Berbicara bersama Mahfud MD dalam seminar mengenai kepemimpinan di Universitas Islam Indonesia membuat Joko Widodo harus menjawab pernyataan yang mendorongnya maju menjadi calon presiden.
Rosiana Silalahi, moderator seminar "Memimpin dengan Hati" itu malah bergurau menjodohkan dua nama sebagai pasangan dalam pemilihan presiden 2014.

"Buya Syafii, silahkan pilih mana yang RI 1 dan RI 2," kata dia kepada Buya Syafii Maarif yang juga menjadi pembicara di seminar merujuk pada sosok Mahfud dan Jokowi, Jumat 28 Juni 2013.

Saat mendapat giliran bicara Buya Syafii menyatakan tidak akan memenuhi permintaan Rossi. "Moderatornya kurang ajar, saya ditodong," Buya Syafii bergurau.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu kemudian mengulas singkat karakter calon presiden idaman publik, yakni mampu bertindak nyata untuk persoalan rakyat dan jujur serta anti pencitraan. "Hanya itu ukurannya, IPK 4 bukan indikator," kata dia.

Namun, dia buru-buru menambahkan IPK calon presiden sebaiknya tidak tiga ke bawah. Saat dia bertanya kepada Mahfud MD berapa IPK saat kuliah, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjawab "IPK saya dulu 3,8." 

Giliran Jokowi, jawabannya, "Dua saja tidak ada."

(Sumber: TEMPO)