@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Kepada Mereka yang Bertanya, Kenapa Allah Tidak Langsung Menolong Gaza?!

Kenapa Allah Tidak Langsung Menolong Gaza Kepada Mereka yang Bertanya, Kenapa Allah Tidak Langsung Menolong Gaza?!
Kepada Mereka yang Bertanya, "Kenapa Allah Tidak Langsung Menolong Gaza?!"

Oleh : Edgarhamas

"Tidakkah engkau minta agar Allah memenangkan kita?"

Pertanyaan itu hadir ke hadapan Nabi Muhammad ﷺ. Ia muncul dari lisan Khabab bin Al Arts, sahabat bersahaja yang hari-harinya sejak masuk Islam menjadi amat sangat berat. Penyiksaan yang beliau alami bertubi-tubi; disetrika punggungnya, dilecut dengan cemeti, dibuat kelaparan dan tubuhnya terluka di sekujur tubuh. "Tidakkah engkau berdoa pada Allah untuk kemenangan wahai Rasul?" Imam Bukhari meriwayatkan tanya itu dalam shahihnya.

Kali ini kita tidak akan membahas jawaban Rasulullah ﷺ atas pertanyaan itu, sebab sudah banyak teman-teman yang tahu. Yang kita bahas justru adalah Khabab. Ia, adalah sahabat Nabi, hidup bersama Nabi, berjuang di samping Nabi. Namun keadaan yang serba berat dan tak baik-baik saja membuat beliau seakan "meminta peneguhan" tentang kapankah kemenangan bagi Umat Islam disegerakan? Beberapa orang di zaman ini mungkin akan mempertanyakan: kenapa Khabab yang merupakan sahabat nabi saja bisa bertanya seperti itu?

"Sebab memang begitulah manusia pada asalnya", Dr Raghib Sirjani mentadabburi pertanyaan Khabab. Pada dasarnya manusia itu lebih suka dengan ketergesaan dan penyegeraan. Segera dapat. Segera jaya. Segera menang. Dan itulah mengapa Allah dengan terang benderang mengatakan pada kita, "Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa." Bahkan ayat itu Allah tutup dengan kalimat yang sangat kuat, "Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Ku. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya." (QS Al Anbiya 37)

Dan saya yakin pertanyaan dengan nada sama pernah muncul di benak kita berkenaan tentang rasa sakit yang rakyat Gaza rasakan. Kita berucap, "mengapa Allah tidak segera menolong Gaza dan menghancurkan penjajah?". Tapi saya yakin, saat kita bertanya tentang hal itu, kita juga punya keyakinan yang penuh bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dengan sendirinya, pada akhirnya, kita tahu bahwa Allah sedang menyiapkan sesuatu. Allah bukan sedang tidak menolong Gaza. Justru Allah sedang membuat takdir yang indah di akhirnya yang kita belum tahu.

Itulah yang dikatakan Grand Syaikh Al Azhar Syaikh Ahmad Thayyib, "Manusia memiliki perhitungan-perhitungan mereka sendiri yang berbeda dengan perhitungan Allah Ta'ala. Dan selalu saja, tentu ada kekurangan dalam pandangan manusia. Dan ada kecenderungan untuk tergesa-gesa dalam menilai segala sesuatu, terutama ketika mereka berada dalam kondisi yang sulit." (Barnamij Imam Ath Thayyib)
Ada banyak sekali hikmah yang terjadi sejak Thufan Al Aqsha. Dunia berubah dalam melihat Islam. Dunia berubah dalam mendefinisikan makna hidup setelah mereka melihat keteguhan orang-orang Gaza. Bisa saja Allah langsung memenangkan mereka di hari pertama pertempuran. Pasti. Allah Mahakuasa. Tapi "Allah ingin mendidik umat ini dengan kejadian ini", kata Dr Raghib Sirjani, "Dia ingin mengangkat derajat orang-orang Gaza dan membuat Umat Islam kembali pada-Nya."

Dan, ya, mendengar jawaban itu saya mengangguk khusyu. Gaza sedang menjadi "pembeda" yang menyeleksi mana yang peduli pada Islam dan mana yang bermain-main. Seorang jurnalis Gaza, Muhammad Haniya menulis, "Thufan Al Aqsha itu seumpama tes DNA, yang mampu menjelaskan siapa anak kandung Umat Islam dan mana yang hanya pura-pura menjadi anaknya." Dr Raghib pun menyampaikan yang hampir senada, "orang yang paham Islam, maka akan membela Palestina."

"Namun, apakah Allah membiarkan kezaliman berlangsung lama?", beberapa orang bertanya. 

Kau tahu? Ada hadits luar biasa yang Rasul ﷺ kabarkan lugas, 

"Sesungguhnya Allah Azzawajalla membiarkan sementara waktu kepada orang zalim, tetapi apabila Allah mencabutnya, maka Dia tidak akan melepaskannya." (Shahih Muslim 2583). 

Mungkin kita sedang menzamani masa-masa itu, namun semoga kita kelak bisa menyaksikan langsung saat musuh dicabut sampai ke akarnya, dan Allah tidak melepaskannya secuil kukupun!