@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Suami saya tertarik pada gadis 23 tahun. Apakah saya harus mundur saja?

upload screenshot seizin yang bersangkutan Suami saya tertarik pada gadis 23 tahun. Apakah saya harus mundur saja?
By Rahmatul Husni

Saya up cerita ini (upload screenshot seizin yang bersangkutan) karena beberapa kali dicurhati masalah yang sama, jadi barangkali yang lain pun mengalaminya. Tujuan lainnya, barangkali ada saran yang lebih baik, atau lebih menguatkan Mba nya. InsyaAllah beliau membaca postingan ini.

"Suami saya tertarik pada gadis 23 tahun. Apakah saya harus mundur saja?"

Jawabku:

Tidak langsung. Jangan terburu-buru pergi. Tapi juga jangan terus-menerus terluka diam-diam.

Pertama, kenali perasaanmu.
Boleh kecewa, boleh marah, boleh bingung. Itu manusiawi. Islam tak pernah melarang air mata, tapi Islam mengajarkan untuk tidak tenggelam di dalamnya.
Tanyakan pada hatimu:
"Aku ingin tetap bersama karena cinta? Karena anak-anak? Atau karena takut sendirian?"
Luruskan niat hanya karena Allah, bukan karena ketakutan.

Kedua, kenali situasinya.
Apakah suami hanya tertarik, atau sudah bertindak melampaui batas?
Tertarik bukan dosa. Tapi jika sudah menjurus pada pengkhianatan, kamu berhak mengevaluasi.
Ajukan pembicaraan. Bukan debat. Tapi percakapan dewasa.
Tanyakan:
"Apa yang membuatmu merasa perlu mencari di luar rumah ini? Adakah celah yang perlu kita perbaiki bersama?"

Ketiga, kenali kekuatanmu.
Kamu bukan korban pasif. Kamu perempuan yang punya hak dan harga diri.
Islam tidak meminta perempuan menelan pahit demi nama keluarga. Islam memuliakan perempuan dengan akal dan kebijaksanaan.
Kalau suami mau berubah dan memperbaiki, kamu bisa mempertimbangkan untuk memberi kesempatan. Tentunya dengan syarat: ada kejujuran, ada tanggung jawab, dan ada usaha dari pihaknya.

Tapi jika suami malah menyalahkanmu, menyembunyikan dosa, bahkan terus bermain hati di belakangmu...
Maka mundur bukan dosa. Mundur bukan tanda kamu kalah.
Itu bisa jadi bentuk perlindungan atas imanmu, ketenangan anak-anakmu, dan kejernihan pikiranmu.

Lalu apa yang harus kamu lakukan sekarang?
Bangun hubungan paling intim dengan Allah. Biar kamu tidak goyah karena manusia.
Jangan gantungkan ketenanganmu pada kepastian dari suami.
Tapi dari keyakinan bahwa Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya yang bersabar dan bertawakal.

Kamu kuat, bukan karena kamu tidak pernah menangis.
Tapi karena setiap air matamu kau alirkan menuju sujud paling panjang.

"Orang cerdas mengambil pelajaran dari pengalamannya sendiri; orang bijak mengambil hikmah dari pengalaman orang lain." 

(fb)