Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 22 dan Keadaan Mujahid di Gaza

banyak yang memuji dan mendukung seperti halnya di Suriah Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 22 dan Keadaan Mujahid di Gaza
Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 22 dan Keadaan Mujahid di Gaza

Oleh: Ustadz Anshari Taslim

Kalau lagi menang, banyak yang memuji dan mendukung seperti halnya di Suriah. Yang dulunya bilang teroris, khawarij, pemberontak, hizbi dll sekarang malah memuji dan seakan seafiliasi. 

Tapi kalau lagi diuji dengan kesusahan maka mulai banyak yang berlepas diri. 

Tapi mereka yang sudah benar-benar ditarbiyah dengan tarbiyah ruhiyah dan tauhid terapan bukan tauhid teori yang hanya digunakan buat debat, tak akan goyah dan makin tawakkal kepada Allah. 

Makanya belajar tauhid itu terapan dan salah satu penerapan tauhid adalah amal serta jauhnya dari maksiat. Lalu teguh pegang prinsip wala` wal bara`. 

Tapi ada pula yang teguh wala` wal bara`nya. Bara` yg paten bagi mereka adalah bara` (bermusuhan) kepada IM, adapaun di hadapan Israel dan Amerika kita harus merasa lemah dan tak berdaya.

Mukmin sejati adalah yang senantiasa mentadabburi ayat-ayat Al-Qur`an dan menjadikannya pedoman menghadapi berbagai problematika hidup dan keummatan. 

Kali ini mari kita tadabburi ayat 22 surah Al-Ahzab dan kita cocokkan dengan keteguhan para mujahid Gaza yang saat ini sedang dikepung dari semua sisi bahkan dibiarkan berjuang sendiri oleh para tetangganya yang mengaku seagama. Allah Ta’ala berfirman:
banyak yang memuji dan mendukung seperti halnya di Suriah Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 22 dan Keadaan Mujahid di Gaza

وَلَمَّا رَاَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْاَحْزَابَۙ قَالُوْا هٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَصَدَقَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ ۖوَمَا زَادَهُمْ اِلَّآ اِيْمَانًا وَّتَسْلِيْمًاۗ

Ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Benarlah Allah dan Rasul-Nya. Hal itu justru makin menambah keimanan dan keislaman mereka. — QS. Al-Ahzab:22

Ayat ini sebagai kebalikan dari ayat 12 surah Al-Ahzab yang menggambarkan bagaimana orang munafik dan yang di hatinya ada penyakit sedemikian takut sampai akhirnya berprasangka buruk kepada Allah, bahwa janji Allah dan Rasul itu hanyalah iming-iming belaka.

Sebaliknya orang yang beriman ketika berada dalam posisi sedemikian sulit dan hampir tak punya harapan itu malah makin kuat imannya dengan mengatakan, “Nah ini dia yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya, sunggu benar janji itu”. Mereka bukannya takut atau menyerah malah bertambah yakin akan janji Allah dan pasrah akan apapun keputusan Allah. Yang seperti ini tak akan bisa dirasakan kecuali orang yang telah ditarbiyah dengan tarbiyah ruhiyyah yang mencapai derajat taqwa dan wali Allah.

Justru ketika melihat musuh sebegitu besar, maka mental mereka makin menggila, karena tawakkal mereka kepada Allah jadi penuh. Bukannya takut mati malah mereka berharap mati, seakan mereka telah melihat para bidadari melambai menanti. Bagaimana tidak, Rasulullah saw sendiri telah menjanjikan,

فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ

“Namun jika kalian bertemu dengan mereka (musuh dalam peperangan) maka bersabarlah (pantang mundur), dan ketahuilah pada saat itu surga berada di bawah kilatan pedang.” — HR. Al-Bukhari dan Muslim

Janji apa yang dimaksud itu?

Para ulama tafsir, misalnya Ath-Thabari dalam tafsirnya ketika menafsirkan ayat ini menjelaskan bahwa janji yang dimaksud itu adalah firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 214 (silahkan baca sendiri). Di mana setelah sedemikian berat ujian menimpa, sampai mereka bertanya-tanya kapan nih pertolongan Allah datang? maka di saat itulah pertolongan Allah itu amat dekat adanya.

Keadaan ini juga yang dialami oleh para tantara Thalut sebagaimana yang Allah ceritakan dalam surah Al-Baqarah ayat 249, ketika banyak teman mereka mengatakan,

لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ

“Tak ada kekuatan bagi kita hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” — QS. Al-Baqarah:249

Seakan mereka mengatakan, “Habislah kita, tak mungkin kita bisa mengalahkan Jalut dan tentaranya”, rasa pesimis dan kalah sebelum bertanding menghantui mereka. Tapi beda dengan bala tantara pilihan, mereka malah opitimis sembari berkata yakin, betapa banyak kejadian pasukan yang sedikit bisa mengalahkan yang banyak dengan izin Allah. Inilah ucapan yang keluar dari mulut orang yang berharap pertemuan dengan Allah, dan mulut mereka pun tak henti berucap:

رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ۗ

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan menangkanlah kami atas kaum yang kafir.” — QS. Al-Baqarah:250

Orang lemah iman karena jarang tadabbur Al-Qur`an dan jauh dari medan ribath (jihad) sehingga hatinya sudah terpaut dengan jual beli dan mengikuti ekor sapi serta penuh ghill (kedengkian dan sentimen) kepada orang di luar kelompoknya tak akan bisa berpikir seoptimis ini. Mereka akan menyerah dan bahkan menyalahkan, kenapa tidak lari saja, nyawa lebih penting daripada mempertahankan tanah, padahal mempertahankan tanah itu adalah perintah Allah yang dengannya diwajibkan jihad.

Benarlah ayat terakhir surah Al-Ankabut bahwa orang yang berjihad itu akan diberikan banyak jalan oleh Allah yang tak pernah terpikirkan oleh mereka yang tak berjihad.

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."

Kita berharap ayat inilah (Al-Ahzab:22) yang ada di hati Abu Ubaidah dan kawan-kawan saat ini, sehingga mereka meneruskan tradisi salafus shalih yaitu selalu mengangkat derajat Islam melawan kuffar musuh Allah.

Ustadz Anshari Taslim, Lc.
Mudir Pesantren Bina Insan Kamil – DK Jakarta

Share Artikel:

Related Posts :