@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Siapa yang gak kasihan melihat lelaki tua dengan wajah seperti ini... namun kalo tau kelakuannya memang dia pantas di-qisos (hukum mati), ini ceritanya...

Siapa yang gak iba melihat lelaki tua dengan wajah seperti ini Siapa yang gak kasihan melihat lelaki tua dengan wajah seperti ini... namun kalo tau kelakuannya memang dia pantas di-qisos (hukum mati), ini ceritanya...
Siapa yang gak iba melihat lelaki tua dengan wajah seperti ini. Mungkin kita akan teringat sosok Ayah atau Paman kita sendiri. Apalagi kalo mendapatinya sedang kelaparan, dalam kesendirian, sisi manusiawi kita pasti tergerak untuk membantu.

Tapi andai kalian tau, bagaimana menggemaskannya mahluk terkutuk yang semalam sudah meringkuk di Polsek Baruga kota Kendari (Sulawesi Tenggara) ini, mungkin kalian akan sepakat dengan saya, kalo sebaiknya tua bangka ini diqishas saja.

Ceritanya begini....

Adalah Dedi Wahyudin, seorang sopir mobil angkot paruh baya, usia 54 tahun, yang tiap hari mangkal di Terminal Baruga, kota Kendari. Tugas pak Dedi mengantar penumpang antar kota dari Kendari menuju kabupaten Bombana, pulang pergi.

Ayah dari tiga anak ini dikenal sebagai sosok yang supel, ramah dan dermawan. Terkadang, dapat satu penumpang pun ia langsung jalan. Gak membuat penumpang menunggu hingga full dulu.

Hari itu, jumat 2 Mei 2025, jelang dinihari, sambil istirahat di terminal, pak Dedi melihat sesosok pria asing yang gak dikenalnya, pria tua dengan kisaran usia 60-an yang tampak di foto ini, belakangan diketahui bernama Awaluddin.

Awaluddin ternyata adalah penumpang dari Bombana. Duduk menyudut seorang diri, dengan wajah kuyu memelas.

Tanpa diminta, pak Dedi bergegas membeli makanan dan minuman, lalu menghampiri Awaluddin untuk menawarkan. Awaluddin pun menyantap dengan lahap.

Gak cukup sampai di situ, naluri kebaikan Dedi masih berlanjut menawari tempat tidur di dalam mobilnya, agar tubuh ringkih Awaluddin gak kedinginan atau diserang nyamuk.

Jelang subuh, dalam keadaan lelap, tiba-tiba Pak Dedi tersentak. Sebuah batu besar menghantam kepalanya. Untunglah Pak Dedi tetap bisa menjaga kesadaran hingga gak sampai pingsan. Dua kali batu besar itu melayang ke kepalanya.
Pelakunya rupanya si tua bangka yang baru saja ditolongnya.
Sembari mengumpulkan nyawa yang belum sempurna, Pak Dedi berusaha menangkis serangan demi serangan membabibuta oleh Awaluddin yang belum diketahui motifnya.
Tak ayal, sebuah badik yang sepertinya sudah disiapkan Awaluddin lolos merobek perut dan dada Pak Dedi, serta beberapa sayatan pada tangan akibat tangkisan. 

Awaluddin kemudian kabur menembus pekatnya subuh, setelah orang-orang mulai berkumpul mendengar suara gaduh.

Pak Dedi dalam keadaan bersimbah darah masih sempat melarikan mobilnya menuju Polsek Baruga untuk membuat laporan. Ada fotonya, tapi terlalu horor untuk lampirkan.

Pak Dedi kemudian lanjut ke Rumah Sakit yang gak jauh dari Polsek. Tapi KIS-nya konon gak diterima untuk penanganan darurat operasi, karena jaminan BPJS gak mengakomodir pasien tindak kriminal. Wallahualam, itu info sementara yang belum terkonfirmasi.

Alhamdulillah Awaluddin ditangkap kemarin, atas pertolongan Allah, yang gak lepas dari kerjasama Polsek Lambandia kolaka timur dan Polsek Baruga Kendari, berbekal barang bukti sebuah kartu identitas yang sempat terjatuh.

Senin pagi 5 Mei 2025, Pak Dedi wafat di rumah sakit setelah tiga hari berjuang melawan rasa perih. Ia sempat mencemaskan istri dan anak-anaknya, mengingat ia dan angkotnya adalah satu-satunya harapan ekonomi keluarga.

Semoga pak Dedi husnul khotimah dan terhitung syahid karena wafat dalam keadaan mencari nafkah. Aamiin..

(Arham Rasyid)